Kelola SDA Sendiri, Jokowi Ingin Berdikari di Bidang Ekonomi
NAGALIGA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tak ingin terus-menerus mengekspor hasil sumber daya alam (SDA) yang masih dalam bentuk mentah agar bisa berdaulat di bidang ekonomi dan politik.
Ia mengaku ingin hasil bumi itu diolah terlebih dahulu menjadi bahan setengah jadi ataupun jadi sebelum dijual ke negara lain.
“Intinya, seperti yang dikatakan Bung Karno dalam Trisakti-nya; kita harus berdikari di bidang ekonomi,” kata Jokowi saat sambutan Pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I dan HUT Ke-47 Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (10/1).
“Karena kita memiliki semua yang kita olah sendiri. Berdikari di bidang ekonomi, berkepribadian, dan berkebudayaan. Itu yang diajarkan Bung Karno,” ujarnya.
Jokowi tak mau lagi minyak kelapa sawit mentah (CPO) diekspor dalam bentuk mentah. Ia mengatakan CPO akan diolah di dalam negeri menjadi B20, B30, hingga nantinya B50 dan B100.
“Kalau ini semua bisa masuk ke B100 saya tak bisa bayangkan bahwa kita sudah tidak impor minyak lagi. Semua yang kita pakai adalah biodiesel,” ujarnya.
Selain CPO, mantan wali kota Solo itu juga menegaskan tak akan lagi ekspor nikel dalam bentuk mentah. Ia menyatakan sejak 1 Januari lalu sudah memberlakukan larangan ekspor nikel.
Menurutnya, pemerintah berencana mengelola nikel menjadi lithium battery yang dipakai untuk mobil listrik, electric vehicle. Jokowi menyebut Indonesia adalah produsen nikel terbesar di dunia.
Kepala negara mengatakan secara bertahap akan mulai menghentikan ekspor bahan mentah berbagai komoditas, seperti bauksit, timah, batu bara, hingga minyak kelapa atau kopra.
“Ingat kopra, minyak kelapa bisa dijadikan avtur. Ini sudah hampir ketemu. Kalau ini ketemu semua pesawat bisa kita ganti dengan minyak kelapa yang dihasilkan rakyat,” ujarnya.
Jokowi mengakui masalah terbesar Indonesia yang dialami bertahun-tahun adalah defisit transaksi berjalan. Menurutnya, defisit terjadi karena nilai impor masih lebih besar dari ekspor. Ia menyatakan bakal meningkatkan nilai ekpor
“Dari ekonomi kita yang bertahun-tahun berbagai komoditas, bahan mentah yang selalu kita ekspor, raw material, sehingga ke depan kita ingin semuanya diolah minimal menjadi barang setengah jadi atau barang jadi,” tuturnya.