Indonesia Visionary Leader: Inovasi Kepala Daerah Kian Berkualitas
JAKARTA – Kualitas kepemimpinan kepala daerah di Indonesia menunjukkan tren membaik. Indikasi tersebut dikuatkan dengan terobosan-terobosan mereka yang tidak lagi mengutamakan sisi simbolis atau popularitas semata, tetapi menekankan data, kearifan lokal, dan pemberdayaan.
Dengan basis itu, program-program yang dijalankan daerah semakin tepat sasaran dan memberi dampak kemanfaatan besar. Optimalisasi potensi yang ada di tingkat lokal juga terbukti mampu mencairkan sumbatan-sumbatan yang selama ini jadi tantangan besar para kepala daerah. Pada jangka panjang, terobosan para pemimpin daerah ini juga mampu membangkitkan kepercayaan diri warga serta menciptakan investasi yang memiliki daya tahan kuat.
Nilai-nilai positif kepala daerah tersebut tergambar dari kegiatan Indonesia Visionary Leader (IVL) Season 6 yang digelar oleh SINDO MEDIA (KORAN SINDO, SINDOnews.com, dan SINDO Weekly) di Jakarta, Selasa-Rabu (19-20/11). Ajang paparan visi, misi, dan program unggulan para kepala daerah yang bertajuk Memacu Visi Menuju Kedigdayaan Investasi ini diikuti 11 bupati dan wali kota.
Mereka adalah Bupati Sumbawa Barat W Musyafirin, Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra, Bupati Maluku Barat Daya Benyamin Thomas Noach, Bupati Lombok Utara Najmul Akhyar, Bupati Merangin Al Haris, Wali Kota Solok Zul Elfian, Bupati Pelalawan Muhammad Harris, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, Bupati Pamekasan Badrut Tamam, dan Bupati Jayapura Mathius Awoitauw.
Rektor Universitas Paramadina Jakarta Firmanzah yang menjadi salah satu juri IVL Season 6 menilai, dalam memacu investasi, beberapa kepala daerah mampu menjaga suasana dan kondusivitas daerahnya, seperti dengan mempertimbangkan budaya lokal dan manusianya.
Terobosan ini membuat pembangunan ekonomi tidak lantas menjadikan manusia lokal terasing. “Justru yang kita lihat, bagaimana kepala daerah itu bisa merangkul dan memasukkan masyarakat setempat menjadi bagian dari denyut investasi dan pembangunan ekonomi di daerah,” katanya.
Firmanzah mencontohkan Bupati Solok, Sumatera Barat Zul Elfian yang mampu mengajak masyarakat setempat dengan karakter islami, namun tidak antiinvestasi. “Tapi justru itu menjadi modal untuk mendorong pembangunan dengan pemberdayaan masyarakat, saya rasa menarik itu,” katanya.
Begitu pula yang dilakukan Bupati Tabalong Kalimantan Selatan Anang Syakhfiani. Anang mampu meningkatkan investasi dengan mengajak masyarakat di sekitarnya untuk tidak larut pada jebakan sumber daya alam yang ada. ”Jadi tidak hanya bergantung pada batu bara, tapi harus ada nilai tambah dan sebagainya,” kata mantan staf khusus Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bidang ekonomi tersebut.
Selain Firmanzah, para kepala daerah diuji tiga ahli (panel expert) lain. Mereka adalah Dirjen Otda Kemendagri Akmal Malik, Ketua Pembina Indonesia Institute for Corporate Directorship Andi Ilham Said, serta Direktur Eksekutif The Political Literacy Institute dan pakar komunikasi politik UIN Jakarta Gun Gun Heryanto.
Direktur Fasilitasi Kepala Daerah dan DPRD Kemendagri Budi Santosa mewakili Dirjen Otda Kemendagri Akmal Malik menilai, banyak pemimpin lokal yang sudah sedemikian kreatif dalam mengelola pemerintahannya.
Senada yang diungkapkan Firmanzah, dia menilai inovasi Bupati Tabalong Anang Syakhfiani yang memanfaatkan daerahnya sebagai pintu masuk dan keluar sejumlah provinsi dengan cara membangun rumah sakit adalah strategi jitu. ”Yang datang berobat itu dari beberapa provinsi, dan ini kan pendapatan,” tandasnya.
Langkah taktis dan inovatif lainnya dilakukan Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo yang menerapkan keahliannya sebagai akademisi dalam memimpin daerahnya. ”Segala sesuatunya dirinci sedemikian rupa padahal bupati itu kan banyak pekerjaan di luar konteks akademis. Tapi beliau berhasil memadukan itu,” ungkapnya.
Dari IVL ini, Budi menyadari bahwa saat ini sudah semakin banyak kepala daerah yang semakin kreatif untuk mengelola atau mempercepat kesejahteraan rakyatnya dengan mengoptimalkan potensi masing-masing. “Langkah ini seperti dilakukan Wali Kota Denpasar Rai Dharmawijaya Mantra yang menggenjot pariwisata,” kata Budi.
Gun Gun Heryanto menggarisbawahi bahwa dalam IVL 6 terlihat banyak kepala daerah sudah menonjol dalam pendekatan pembangunan berbasis data. Misalnya Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo, yang menguatkan programnya dengan data-data terukur. Sebelum menjadi bupati, Nelson adalah rektor Universitas Negeri Gorontalo dua periode (2002–2010).
“Kemudian, ada pendekatan berbasis data seperti Bupati Solok. Itu pendekatan berbasis kearifan lokal. Secara kultur, itu menarik sebagai pendekatan kepemimpinan,” ungkap Gun Gun. Menurutnya, para kepala daerah ini memiliki best practice baik program, inovasi, maupun gagasan. Pendekatan berbasis budaya seperti yang dilakukan Bupati Solok Zul Elfian, jelas menekankan aspek budaya dan keagamaan yang kental.
Dia juga melihat ada beberapa kepala daerah yang berkomunikasi dengan gaya pendekatan equalitarian seperti dilakukan Bupati Pamekasan Badrut Tamam. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa yang mantan aktivis mahasiswa ini tidak terlalu mengedepankan protokoler. ”Itu menumbuhkan tradisi birokrasi yang lebih down to earth (membumi),” urainya.
Dikatakan Gun Gun, ajang IVL menjadi kesempatan bagi para kepala daerah untuk mendisplaikan gagasan dan inovasi banyak kepala daerah yang selama ini tidak terekspos karena keterbatasan ruang dan akses ke media. ”Ini menjadi ruang untuk mem-publish sosok, gagasan, inovasi yang selama ini mengendap di daerah-daerah. Kelebihan IVL ini semakin memperbanyak publisitas,” tuturnya.
Ketua Dewan Pembina IICD Andi Ilham Said menilai upaya memacu investasi tidak bisa dipukul rata semua daerah. Pasalnya, ada daerah yang masih sebatas fokus pada mengurangi kemiskinan, memenuhi kebutuhan dasar masyarakatnya. Pada daerah yang siap, perlu sekali menetapkan fokus keunggulan apa yang menarik.
Bupati Tabalong Anang Syakhfiani yang mendapatkan penghargaan Best Overall dalam ajang IVL Season 6 mengungkapkan, setelah mempelajari permasalahan di lapangan, dirinya memutuskan untuk melaksanakan Program Gerakan Pembangunan Menuju Masyarakat Sejahtera (Gerbang Emas) pada 2015. Berkat Gerbang Emas itu, indeks pembangunan manusia naik, angka harapan hidup meningkat, dan indikator-indikator ekonomi juga semakin menanjak.