JAKARTA – Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam menggagas platform penghubung antara
perguruan tinggi dengan dunia usaha dan industri. Platform ini akan diberi nama Kedai Inovasi untuk membantu membangun kesejahteraan masyarakat dan mendorong pertumbuhan
ekonomi dan kemajuan bangsa.
Nizam menyoroti permasalahan tidak pernah terwujudnya link and match antara perguruan tinggi dengan dunia kerja secara konkret. Selama ini, lulusan perguruan tinggi dianggap belum siap untuk terjun di dunia kerja. Bahkan terkadang industri menilai bahwa lulusan perguruan tinggi belum sesuai dengan kebutuhan di dunia kerja. Inilah, lanjut dia, pentingnya melakukan sinkronisasi antara kebutuhan dunia kerja dengan perguruan tinggi.
Lebih lanjut, Nizam menjelaskan dengan adanya link and match antara kampus dengan industri dan dunia usaha, akan ada keterkaitan dan hubungan antara penelitian dan inovasi di perguruan tinggi dengan industri dan dunia nyata. Perguruan tinggi dapat menghilirkan hasil-hasil riset dan inovasinya.
Sementara, di sisi lain industri dan masyarakat dapat memanfaatkan inovasi kampus serta memberikan umpan balik berupa kebutuhan maupun permasalahan-permasalahan untuk dicarikan solusi oleh kampus melalui riset dan inovasi.
“Siklus ini akan membentuk link and match antara kampus dengan dunia nyata, industri dan dunia usaha. Riset-riset di kampus dapat mengalir ke hilir dan permasalahan dan kebutuhan di hilir dapat masuk ke hulu untuk dicarikan solusinya oleh kampus,” katanya pada webinar Mempertemukan Ekosistem Industri dan Kampus: Arah Peta Peluang Kerja di Masa Depan yang diselenggarakan secara daring oleh Universitas Paramadina.
Nizam mencontohkan, banyak sekali produk inovasi kampus di bidang pertanian antara lain berbagai macam inovasi benih, bibit, peralatan atau metode pertanian 4.0 dengan menggunakan robot-robot canggih yang dapat digunakan untuk mengembangkan sektor pertanian dan membina para petani. Selain itu perguruan tinggi juga dapat menghubungkan pusat-pusat produksi pertanian dengan supermarket, restoran, pariwisata maupun sektor ekspor untuk pemasaran hasil pertanian. Ini akan membangun perekonomian masyarakat.
“Apalagi jika berbagai perguruan tinggi melakukan sinergi membina, mendampingi masyarakat, memberi nilai tambah pada produk UMKM dan industri kecil akan memiliki dampak yang dahsyat bagi perekonomian nasional,” jelasnya.
Untuk itu Nizam memandang perlunya suatu platform inovasi yang dapat menghubungkan antara perguruan tinggi dengan masyarakat, industri maupun dunia usaha. Platform ini diharapkan memperkuat relevansi antara kebutuhan masyarakat, industri dan dunia usaha dengan hasil-hasil penelitian, invensi dan inovasi yang dilakukan oleh kampus.
Nizam berinisasi memberi nama Kedai Inovasi untuk platform yang sedang dikembangkan ini. Kedai menurut Nizam merujuk suatu tempat yang sangat egaliter. Di dalam platform tersebut tidak ada lagi batasan birokrasi antara perguruan tinggi, industri maupun masyarakat. Mahasiswa, dosen, masyarakat umum, petani, dan berbagai elemen masyarakat lainnya dapat berinteraksi, melakukan sinergi dan kolaborasi tanpa melihat batas-batas sosial.
Di dalam Kedai ini diharapkan dapat mempertemukan permasalahan nyata di lapangan dengan solusi dari perguruan tinggi. Selain sebagai tempat yang egaliter, Kedai menurut Nizam juga merupakan akronim dari Kedaulatan Indonesia. “Jadi Kedai Inovasi memiliki makna Kedaulatan Indonesia untuk inovasi dan teknologi,” ujar Nizam.