Sun. Dec 22nd, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Horornya Tragedi Kanjuruhan di Pintu Gate 13, Penonton Berebut Keluar Tapi Terkunci, Terinjak-injak Mirip Kuburan Massal

Sejumlah saksi tragedi Kanjuruhan Kepanjen Kabupaten Malang dihadirkan Federasi Komisi Untuk Orang Hilang untuk Korban Tindak Kekerasan (Federasi KontraS), salah satunya Aremania Dau, Eko.

Eko menceritakan betapa horornya pemandangan di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Ia memang tidak menonton langsung di tribun meski memiliki tiket, namun detik-detik mencekam malam itu masih terekam jelas diingatannya. Bermula dari suara tembakan yang diketahui gas air mata.

“Saat itu saya ngopi di warung dekat tribun 10, lalu mendengar gedor pintu, suara jeritan minta tolong. Pertama kali saya lihat perempuan dengan kondisi lemas lalu pingsan,” ujarnya, Senin (3/10/2022).

Beberapa Aremania lainnya bergegas melakukan pertolongan. Melihat kondisi itu, Ia dan seorang temannya berinisiatif mengecek kondisi gate lainnya.

Setibanya di Gate 13, Ia menjumpai pemandangan mengerikan. Peristiwa yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.

“Gate 13 di situ titik semacam kuburan adik-adik saya,” tuturnya.

Eko terdiam sejenak, lalu tangis pecah. Ia bersimpuh ke Yuli Sumpil yang duduk di samping kirinya. Tak kuasa melanjutkan kesaksian tragedi Kanjuruhan yang menewaskan sedikitnya 125 orang.

“Gak kuat aku mas,” ujarnya menangis histeris.

Yuli terus menguatkan Eko. Setelah tenang, Ia melanjutkan apa yang terjadi di Gate 13 yang disebut sebagai kuburan massal.

“Gate 13 banyak anak kecil dan wanita. Itu kuburan massal,” ujarnya.

Aremania yang terjebak di Gate 13 berupaya keluar paksa dengan menjebol dinding semen, lantaran pintu terkunci rapat.

“Mereka berjuang dengan alat seadanya,” lanjut dia.

Melihat kondisi itu, Ia berusaha meminta bantuan ke aparat yang sedang berjaga-jaga tak jauh dari lokasi. Namun permintaan tolong itu dibalas dengan cacian oleh aparat berseragam loreng.

“Malah saya mau dipukul, tapi ditangkis oleh teman saya,” ujarnya.

Tak menyerah, Eko kembali berlari menyisir stadion dan bertemu Steward (pengamanan penyelenggara pertandingan). Evakuasi pun dilakukan, dan dipastikan ada ratusan Aremania telah meninggal bertumpukan di Gate 13 tersebut.

“Dibawah banyak anak- anak dan perempuan bertumpukan,” ingat Eko.

Tragedi di Stadion Kanjuruhan sendiri menewaskan 125 orang yang terdiri dari suporter termasuk aparat. Derby Jawa Timur yang mempertemukan Arema FC dan Persebaya Surabaya itu ditutup dengan skor 2-3 dengan Bajul Ijo sebagai pemenangnya.

Laga 90 menit tersebut berjalan cukup normal, namun saat akhir pertandingan muncul intrik di tengah lapangan yang menyebabkan sejumlah penonton menerobos ke dalam. Keamanan sempat menghalau kerumunan, namun sayang gas air mata yang seharusnya tak perlu dilepas menjadi petaka bagi Kanjuruhan malam itu.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.