Hari Guru Nasional, Cucu Mbah Moen Singgung Soal Kesejahteraan
JAKARTA – Momentum Hari Guru Nasional yang selalu diperingati setiap tanggal 25 November harusnya mengingatkan semua pihak, khususnya pemerintah untuk kembali memperhatikan kesejahteraan guru, khususnya guru honorer yang jumlahnya kurang lebih mencapai 250 ribu orang di seluruh Indonesia, atau sekitar 50% dari jumlah tenaga honor K2.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi X DPR, Rojih Ubab Maimoen Zubair. Politikus PPP yang akrab disapa Gus Rojih itu menganggap, para guru itu tetap mengabdi dengan loyalitas tinggi, walaupun banyak dari mereka yang tidak digaji dengan layak oleh pemerintah.
“Sehingga kesejahteraan mereka pun cukup rendah,” kata Gus Rojih yang juga Cucu Ulama Kharismatik Almarhum, Maimoen Zubair atau Mbah Moen, Senin (25/11/2019).
Dilanjutkan Gus Rojih, banyak sekolah yang memberikan honor sebesar 15% dari dana BOS yang diterima untuk para guru honorer di sekolah tersebut. 15% persen dari dana BOS itu tidak cukup untuk dibagi-bagi kepada guru honorer di sekolah. Bahkan banyak sekolah yang masih berikan honor sebesar Rp150.000 per bulan untuk guru honorer.
“Sebelumnya guru honorer K2 dijanjikan untuk diangkat menjadi Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK), namun janji itu sampai saat ini belum bisa dinikmati para guru,” ungkap dia.
Di sisi lain, kata Gus Rojih, banyak guru sekolah terkendala untuk mengikuti sertifikasi karena harus mendapatkan SK Gubernur. Padahal banyak Gubernur yang tidak mau mengeluarkan SK dengan alasan pengangkatan guru dilakukan oleh kepala sekolah, bukan oleh pemerintah daerah.
“Kepada yang terhormat bapak Menteri Nadiem Makarim yang baru menjabat, kami meminta agar memperhatikan berbagai beban yang dimiliki para guru dan memberikan kesejahteraan yang sesuai dengan beban yang ada,” pungkasnya.