Erick Thohir Ungkap Cara Distribusi BBM agar Tepat Sasaran
Jakarta — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan cara agar distribusi bahan bakar minyak (BBM) subsidi seperti pertalite tepat sasaran. Salah satunya, digitalisasi.
Menurutnya, selama ini, BBM subsidi banyak ‘diminum’ oleh kendaraan orang kaya. Padahal, tujuannya untuk masyarakat tidak mampu atau miskin.
Karenanya, berbagai langkah dilakukan pemerintah agar penggunaannya tepat sasaran, seperti merevisi Perpres 191 Tahun 2014 hingga mendorong penggunaan mobil listrik.
“Wah banyak (cara agar distribusi tepat sasaran). Sekarang era digitalisasi. Nanti makin banyak yang pakai mobil listrik, makin sedikit yang pakai BBM,” ujarnya ditemui di DPR pada Rabu (11/7) malam.
Selain itu, pemerintah juga menugaskan PT Pertamina untuk membuat BBM dari komoditas pertanian yang dimiliki Indonesia, seperti jagung, tebu, kentang hingga ubi yang difermentasikan hingga bisa menjadi bahan bakar kendaraan.
“Dan penggunaan BBM ada dengan bioetanol. Itu yang saya rasa kompleksitas dengan keterbukaan informasi, dengan adanya digitalisasi saya rasa nggak perlu dikhawatirkan,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Erick pun membantah akan melakukan pembatasan pembelian BBM pertalite mulai 17 Agustus 2024. Menurutnya, hal tersebut masih wacana dan belum ada keputusan final.
“Belum. Ini masih wacana. Kami di BUMN, menteri korporasi bukan kebijakan. Jadi diskusi antara kementerian mengenai BBM ini masih berlangsung,” pungkasnya.
Menurutnya, selama ini, BBM subsidi banyak ‘diminum’ oleh kendaraan orang kaya. Padahal, tujuannya untuk masyarakat tidak mampu atau miskin.
Karenanya, berbagai langkah dilakukan pemerintah agar penggunaannya tepat sasaran, seperti merevisi Perpres 191 Tahun 2014 hingga mendorong penggunaan mobil listrik.
“Wah banyak (cara agar distribusi tepat sasaran). Sekarang era digitalisasi. Nanti makin banyak yang pakai mobil listrik, makin sedikit yang pakai BBM,” ujarnya ditemui di DPR pada Rabu (11/7) malam.
Selain itu, pemerintah juga menugaskan PT Pertamina untuk membuat BBM dari komoditas pertanian yang dimiliki Indonesia, seperti jagung, tebu, kentang hingga ubi yang difermentasikan hingga bisa menjadi bahan bakar kendaraan.
“Dan penggunaan BBM ada dengan bioetanol. Itu yang saya rasa kompleksitas dengan keterbukaan informasi, dengan adanya digitalisasi saya rasa nggak perlu dikhawatirkan,” jelasnya.
Dalam kesempatan ini, Erick pun membantah akan melakukan pembatasan pembelian BBM pertalite mulai 17 Agustus 2024. Menurutnya, hal tersebut masih wacana dan belum ada keputusan final.
“Belum. Ini masih wacana. Kami di BUMN, menteri korporasi bukan kebijakan. Jadi diskusi antara kementerian mengenai BBM ini masih berlangsung,” pungkasnya.