Wed. Dec 18th, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Epidemiolog Prediksi Libur Nataru Naikkan 20% Kasus Positif Covid-19

JAKARTA – Pergerakan penduduk yang masif pada libur nataru (natal dan tahun baru ) diprediksi akan meningkatkan kasus positif Covid-19 sebanyak 20 persen. Pada Februari nanti, jumlah orang terpapar diperkirakan mencapai 1 juta sehingga fasilitas kesehatan (faskes) akan kewalahan.

Epidemiolog Syahrizal Syarif mengatakan masa inkubasi virus Sars Cov-II itu 14 hari. Gejalanya kadang sudah muncul pada hari ke 5-7. Dia menyebut penyebaran virus Sars Cov-II di masyarakat saat ini sudah tidak terkendali. Pada liburan nataru, masyarakat tidak hanya bergerak untuk berlibur, tetapi berkunjung ke rumah saudara di kampung.

Dia mengungkapkan di beberapa kota, seperti Yogyakarta dan Semarang, cukup ketat menerapkan protokol kesehatan (prokes). Mereka meminta bukti hasil tes negatif dari rapid test antigen. Namun, di daerah lain tidak terlalu ketat.

“Kita akan lihat (kenaikan) minggu depan. Kalau lihat awal pergerakan pada 25-26 (Desember) memang saat ini (harusnya) menuai hasil (kenaikan kasus). Sudah pasti naik. Cuma meledaknya akan terlihat pada beban fasilitas kesehatan,” ujarnya saat dihubungi SINDONews, Senin malam (4/1/2021).

Jumlah kasus yang sedikit ini diduga karena jumlah pemeriksaan spesimen yang minim. Saat ini, rata-rata pemeriksaanya 27.000-28.000 per hari. Bandingkan dengan India dan Brazil yang jumlah kasusnya tinggi, mereka memeriksa di atas 100.000 per 1 juta penduduk per hari. Dari sini terlihat, kapasitas pemeriksaan Indonesia terbatas.

Dosen Universitas Indonesia itu memperkirakan jumlah orang yang positif Covid-19 lebih banyak dari angka yang selama ini diumumkan. “Kalau kemampuan kapasitas pemeriksaan seperti India dan Brazil, minimal kasus kita sudah 1,5-2 juta (orang),” jelasnya.

Dia menyatakan persyaratan rapid test antigen untuk melakukan perjalanan cukup positif dalam menekan kasus. Sebab, sebagian orang ada yang membatalkan perjalanannya. Rapid tes antigen ini lebih baik daripada pemerintah tidak melakukan sesuatu di tengah penyebaran virus Sars Cov-II yang tinggi. Syahrizal menyebut paling banyak peningkatan kasus itu 20 persen dari angka yang ada.Indonesia, menurutnya, harus belajar dari 7 negara yang berhasil mengendalikan pandemi Covid-19 ini, seperti Saudi Arabia, Bolivia, dan Singapura. Dia mengungkapkan Singapura itu sudah sejak lama bisa mengendalikan penyebaran virus Sars Cov-II. Akan tetapi, mereka tetap membatasi kerumunan orang hanya sebanyak 3 orang. Baru dua minggu lalu, Singapura memperbolehkan lima orang duduk satu meja di restoran.

Dari penelitian di Jepang, sebanyak 34 persen penularan terjadi di restoran yang tidak menerapkan protokol kesehatan. Indonesia memang dalam situasi sulit: menutup kegiatan akan membuat ekonomi semakin terpuruk. Maka, pemerintah sebaiknya mengikuti cara Singapura. Syahrizal menyebut pembatasan sosial berskala besar (PSBB) transisi tidak terlalu berguna.

Saat ini, penyebaran virus Sars Cov-II Indonesia banyak berasal dari kerumunan dan klaster keluarga. Yang terakhir tidak bisa dihindari selama ada anggota keluarga yang keluar rumah. Mereka akan pulang dan menjadi pembawa virus. Di lonjakan kasus ini, pemerintah diminta konsisten melakukan isolasi di pusat karantina, baik yang bergejala dan tidak.

Syahrizal meyakini isolasi di pusat karantina dan tidak mengizinkan kerumunan lebih dari 3 orang akan menekan kasus. Dia menyatakan warga DKI Jakarta 8-9 kali lebih berisiko dari penduduk di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Jumlah kasus kumulatif di Jakarta sekitar 230.000 ribu dan yang aktif sekitar 13-14 persen.

“Jadi kalau PSBB seperti ini, saya agak pesimis. Selama ini tidak ada bukti, PSBB yang sudah 5 atau 6 kali ini memberikan dampak. Itu omong kosong, Ini hanya sekedar pemprov terlihat melakukan sesuatu. Saya betul-betul prihatin, pada Februari nanti, beban layanan kesehatan itu sangat luar biasa,” pungkasnya.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.