Ekonom Bank Danamon Perkirakan Inflasi Tahun Ini Bisa Sentuh 4,7%
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mengerek perkiraan inflasi pada tahun 2022. Menurut perkiraan bank sentral, inflasi pada tahun ini akan sebesar 4,5% yoy hingga 4,6% yoy, atau lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya yang sebesar 4,2% yoy.
Senada dengan BI, Analis Makroekonomi Bank Danamon Indonesia Irman Faiz memperkirakan, inflasi pada tahun ini memang melampaui target BI. Menurut perhitungannya, inflasi pada tahun 2022 ada di kisaran 4,4% yoy hingga 4,7% yoy.
“Inflasi ini utamanya dari sisi suplai. Selain itu, pada akhir tahun 2022 ini perkembangan harga komoditas masih berpeluang naik terus seperti sekarang,” tutur Faiz kepada Kontan.co.id, Jumat (22/7).
Inflasi dari sisi suplai ini didorong ketidakpastian di pasar global, di mana ada kecamuk perang antara Rusia dan Ukraina yang kemudian mengganggu rantai pasok global. Bahkan, ini menimbulkan kebijakan proteksionisme di berbagai negara.
Dengan kondisi ini, Faiz menyarankan pemerintah dan otoritas terkait untuk memperkuat kuda-kuda dalam memastikan sentra-sentra produksi pangan dalam negeri cukup dan memadai. Sehingga ini akan mengurangi potensi tekanan inflasi dari sisi pangan.
Tak hanya dari sisi suplai, Faiz juga melihat inflasi akan bergerak meningkat didorong oleh sisi permintaan. Dengan likuiditas yang masih longgar saat ini, Faiz meyakini permintaan akan naik dengan cukup cepat menjelang akhir tahun 2022. Ini berpotensi mengerek inflasi inti.
Dengan demikian, Faiz menyarankan BI untuk perlu menyesuaikan suku bunga acuannya untuk menahan dampak inflasi dari sisi permintaan. Faiz melihat, peluang BI untuk menaikkan suku bunga acuannya pada bulan Agustus 2022 makin tinggi.
“Bila inflasi inti kemudian meningkat di atas 3,0% yoy, dan nilai tukar rupiah kemudian melemah secara substansial, maka ada peluang yang yepat bagi BI untu kmenaikkan suku bunga acuan pada bulan depan,” tandas Faiz.