Demokrat Untung Besar Kalau Kadernya Masuk Kabinet Jokowi
JAKARTA – Telah beredar di.medsos soal susunan nama-nama yang diposisikan sebagai menteri-menteri Kabinet Kerja yang dikomandoi Presiden Jokowi.
Menariknya, dalam susunan itu ada nama tokoh dari partai yang menjadi lawan politik Jokowi saat Pilpres l, yakni dari Partai Demokrat. Ini dalam arti ini bisa dilihat sebagai perangkulan.
Jelas ada keuntungan bahi medua belah pihak. Lantas siapa yang lebih diuntungkan? Hal itu relatif. Keuntungan di pihak Partai Demokrat jelas sangat signifikan. Karena akan membwri peluang lebih besar untuk langkah ke depan.
Dalam Susunan Kabinet Kerja yang beredar teesebut, ada dua nama tokoh yang berkait dengan Partai Dekokrat, masing-masing adalah Agus Harimurti Yudhoyonk (AHY) dan Emil Dardak (Wagub Jawa Timur).
AHY diposisikan sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), sedangkan Emil Dardak menjadi Wakil Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Keuntungan pertama yang dirau Demokrat adalah nama dan reputasi AHY menjadi terangkat, popularitasnya bisa naik.
Kedua, keuntungan Demokrat karena bisa menaikkan nilai keterpilihan AHY terkait Pilpres 2024. Jabatan Menpora akan menjadi batu pijakan yang baik bagi AHY untuk running menjadi Capres, dan ini ke depannya membuat keuntumgan elektabilitas Demokrat.
Kemudian, apabila benar AHY mendapat jabatan Menpora, pengaruhnya akan meluas memyentuh kaum muda. Karena, bidang kerja Menpora memungkinkan AHY bisa menyentuh kaum milenial. Ini dampaknya juga bisa ke arah penambhan suara bagi Demokrat.
Kemudian, kalau Emil Derdak mendapat kesempatan susuk di kabinet, ada juga keuntungan bagi Demokrat. Saat maju menjadi calon Wakil Gibernur Jawa timur, dia diajuka oleh Partai Demokrat.
Nah, kalau dia diangkat menjadi Wakil Menteri, namanya akan meroket. Ada jalan bagus untuk karir politik dimasa mendatang.
Lantas, kekosongan Wakil Gubernur, ini juga menghadirka keuntungan. Sebab, untuk kekosomgan terus menjadi hak Demokrat untuk mengganti posisi yang ditinggalkan Emil. Artinya ada muncul lagi sosok lagi yang sebagai tokoh politik.