Darurat COVID-19, PPNI: Teman-teman Perawat Lelah dan Terganggu Mentalnya
JAKARTA – Alarm tanda darurat sudah berdering akibat lonjakan kasus COVID-1 9 dalam sepekan terkahir. Kondisi ini lantas membuat para tenaga medis kembali bekerja mati-matian untuk merawat pasien di sejumlah rumah sakit (RS).
Rasa lelah menjadi konsekuensi logis yang dialami perawat dan dokter dalam bertugas. Belum lagi mental mereka pun diuji mana kala melihat para pasien yang terus berdatangan untuk mendapatkan pertolongan medis.
Menyikapi hal itu, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadhillah menyatakan keprihatinannya atas kondisi yang terjadi saat ini. Dia menilai kerja tenaga medis dalam sepekan terkahir sudah melampaui batas maksimal.
Oleh karena itu, dia meminta pemerintah untuk menambah jumlah perawat saat ini agar tidak berdampak buruk pada keselamatan. Pasalnya, selain harus bekerja merawat pasien, para perawat juga rentan sekali terpapar virus Corona saat menjalankan tugas.
Dia menjelaskan kesehatan para perawat harus menjadi jaminan utama dalam penanganan COVID-19. Pemberian vaksin yang sudah dilakukan harus diimbangi dengan pertahanan lainnya.
“Itu sangat mempengaruhi kesehatan tim medis itu sendiri karena beban jam kerja dan tekanan mental,” tandasnya.
Dia menambahkan jumlah tambahan perawat yang harus segera direalisasikan untuk mengcover penanganan pasien COVID-19 setidaknya membutuhkan ribuan tenaga baru. Jumlah itu untuk memenuhi kebutuhan pasien yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Rujukan.
“DKI 923 membutuhkan tambahan tenaga di RSUD belum lagi untuk di RS rujukan,” tuturnya.