SEMARANG – Senyum bahagia nampak jelas dari wajah Kurnia Khoirul Chandra (24), saat tiba di kediaman Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Jumat (28/8/2020). Bagaimana tidak, selain bisa bertemu gubernur yang ia idolakan, kedatangannya ke Puri Gedeh, rumah dinas Ganjar dalam rangka menyongsong masa depannya.
Chandra merupakan penyandang disabilitas asal Temanggung. Lulusan Fakultas Komunikasi UIN Kalijaga Yogyakarta ini mengatakan kebingungan untuk mencari kerja, atau sekadar magang.
Kesulitan itu ia curhatkan kepada Ganjar, saat ia mengikuti acara webinar dengan tema Pemuda Pemudi Tuli Jawa Tengah adalah Agen Perubahan, pada Kamis (27/8/2020). Kepada Ganjar yang saat itu diundang sebagai pembicara, Chandra mengatakan ingin sekali magang di Pemprov Jateng.
Tak disangka, keinginan itu langsung dikabulkan. Ganjar langsung menawarkan Chandra untuk magang kerja di Pemprov Jateng. Tidak menunggu waktu lama, Ganjar meminta Chandra untuk datang ke kantornya pada keesokan harinya.
“Kamu besok datang ke sini, silahkan langsung magang di Pemprov Jateng,” kata Ganjar saat webinar tersebut.
Dengan mantap Chandra langsung datang ke rumah dinas Ganjar. Di hadapan Ganjar, ia tak henti-hentinya menyampaikan terimakasih karena telah diberi kesempatan untuk magang di Pemprov Jateng.
Melalui bahasa isyarat dan dibantu penerjemah, Chandra menyampaikan semua keluh kesah dan harapan dengan lancar kepada Ganjar. Ia mengatakan sudah berkali-kali mengajukan lamaran magang kerja, namun selalu ditolak.
“Sudah lama saya kebingungan mencari tempat untuk magang, alhamdulillah pak Ganjar memberikan kesempatan pada saya untuk magang kerja di Pemprov Jateng,” kata Chandra dengan bahasa isyaratnya dan dibantu penerjemah.
Tak hanya sekadar mencari pengalaman kerja, tujuannya Chandra magang di Pemprov Jateng adalah untuk mendorong aksesbilitas informasi publik bagi teman-teman seperjuangannya. Ia juga ingin memperkenalkan dunia tuli kepada masyarakat.
“Selama ini, teman-teman tuli itu butuh akses, dan saya ingin menyampaikan masukan dari teman-teman tuli di Jateng soal akses itu kepada pemerintah,” kata Chandra.
Akses penyandang tuli khususnya tuli terkait informasi publik lanjut Chandra selama ini masih belum terpenuhi dengan baik. Banyak informasi visual, tanpa memberikan teks atau subtitel.
“Sementara juru bahasa isyarat juga tidak dipakai, sehingga informasi itu tidak sampai kepada kami,” tegasnya.
Dengan magang di Pemprov Jateng dan bagian Humas yang dipilih, Chandra berharap dapat menjadi jembatan informasi publik kepada teman-teman tuli di seluruh Indonesia, khususnya Jawa Tengah.
“Semoga ke depan Jawa Tengah semakin ramah terhadap penyandang disabilitas sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakatnya,” pungkasnya.
Ganjar sendiri bangga dengan keseriusan Chandra yang langsung datang untuk magang di Pemprov Jateng, hari ini. Bahkan tak menunggu tandatangan kontrak atau persyaratan administrasi lainnya, Ganjar langsung meminta Chandra mengikuti kegiatannya sore itu, yakni webinar dengan sejumlah media nasional.
“Mulai hari ini, silahkan langsung magang di Humas, agar bisa mendapatkan penjelasan-penjelasan bahkan penugasan. Sehingga, Chandra bisa belajar apa yang dilakukan Pemprov Jateng sekaligus bisa membantu mengedukasi,” katanya.
Kesenangan Chandra terhadap dunia komunikasi menurut Ganjar sangat tepat jika dirinya magang di Humas Jateng. Ia meminta agar Chandra bisa membantu menganalisis dan memberikan masukan kepada Pemprov Jateng terkait program-program yang ramah disabilitas.
“Termasuk saya punya media sosial, seperti instagram, twitter, facebook, youtube, Chandra bisa menganalisis dan memberikan masukan ke saya. Agar, informasi yang ingin saya sampaikan pada masyarakat benar-benar bisa diterima semua kalangan,” terangnya.