Cuaca Buruk, Evakuasi Bangkai Helikopter MI 17 Diundur
NAGALIGA — Evakuasi helikopter MI-17 milik TNI AD terpaksa diundur lantaran cuaca buruk yang terjadi pada Rabu (12/2) di kawasan Pegunungan Kowr, Papua.
Proses evakuasi helikopter yang hilang kontak sejak Juni 2019 lalu rencananya akan dilakukan pada hari ini, Kamis (13/2) atau lusa, Jumat (14/2) jika cuaca mendukung.
“Semoga besok, Kamis diberikan cuaca yang cerah, setidaknya diberikan waktu dua jam saja untuk mendrop pasukan guna melakukan evakuasi,” kata Komandan Korem (Danrem) 172/PWY Kolonel Inf Luhut Binsar Sianipar.
Mengutip Antara, Luhut mengatakan cuaca di wilayah pegunungan Papua cukup ekstrim sehingga timnya harus memperhitungkan dengan matang proses evakuasi.
“Terkadang cuma diberikan waktu satu hingga dua jam untuk terbang, itulah yang menjadi faktor utama kendala untuk melakukan upaya pencarian,” ucapnya.
Untuk proses evakuasi helikopter dengan nomor registrasi HA-5138, Luhut mengatakan sudah menambah tiga uni heli Bell TNI AD dan menyiagakan 60 prajurit.
Selain itu, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan penerbangan swasta untuk bantuan heli selama proses evakuasi.
“Kami sudah berkoordinasi dengan seluruh pilot mudah-mudahan besok (13/2) atau lusa (14/2) kalau cuaca mengizinkan sudah mulai kegiatan evakuasi baik itu mencari jenazah termasuk barang-barang yang diperlukan untuk mengetahui penyebab terjadinya kecelakaan,” ujarnya.
Helikopter buatan Rusia itu hilang dan diduga jatuh di kawasan pegunungan Papua pada akhir Juni lalu. Saat hilang kontak, helikopter itu mengangkut 12 orang, terdiri atas 7 kru dan 5 personel Satgas Yonif 725/Woroagi.
Helikopter yang hilang kontak pada 28 Juni 2019 pukul 11.25 WIT itu sedang dalam misi pengiriman logistik ke pos udara pengamanan perbatasan (Pamtas) di Distrik Okbibab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.
Luhut mengatakan saat ini sedang dilakukan pemetaan guna mencari lokasi terdekat yang dapat dijadikan tempat pengantaran personel evakuasi helikopter MI-17. Mengingat kondisi cuaca hari ini, Luhut mengatakan operasi evakuasi mungkin baru dilaksanakan Rabu (12/2).