Cegah Corona, DPR Sarankan Pemerintah Buat Akses Satu Pintu
NAGALIGA — Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem Ahmad Sahroni menyarankan pemerintah menerapkan kebijakan satu pintu untuk akses masuk dan keluar Indonesia dalam menyikapi penyebaran virus corona yang semakin mengkhawatirkan.
Menurutnya, kebijakan ini bisa diterapkan dengan menetapkan Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten sebagai satu-satunya akses bagi orang yang ingin masuk atau keluar Indonesia.
“Jika memang perlu banget ada penerbangan dari Eropa maupun Asia yang masuk ke Indonesia, maka pemerintah bisa mempertimbangkan sistem satu pintu di bandara. Misalnya, pengunjung masuk hanya boleh dari Bandara Soekarno-Hatta, dan keluarnya juga hanya boleh dari Soetta. Dengan begini, kita bisa sangat fokus dalam melakukan pemeriksaan,” kata Sahroni dalam keterangannya, Kamis (12/3).
Ia pun mendorong pemerintah untuk bisa lebih tegas dalam menetapkan kebijakan penutupan penerbangan dari dan ke negara-negara yang memiliki angka infeksi virus corona yang tinggi.
Wakil Ketua Komisi III DPR RI itu melanjutkan, proses penjagaan di bandara harus semakin diperketat jika Indonesia masih menerima penerbangan yang datang dari luar negeri. Selain itu, ia berpendapat dibutuhkan pelibatan personel dari TNI dan Polri di bandara demi menghadirkan pemeriksaan dan pencegahan yang ekstra bagi para pengunjung yang hendak masuk ke Indonesia.
“TNI dan Polri perlu siaga di pintu masuk dan pintu keluar untuk pengamanan ekstra dan upaya pencegahan, dengan begitu kita waspada dengan cara yang baik,” ucapnya.
Terpisah, Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin meminta pemerintah merespons peningkatan jumlah masyarakat yang positif terinfeksi virus corona dengan memperketat gerbang masuk di beberapa bandara di Indonesia menggunakan alat pendeteksi suhu tubuh.
“Kenapa kok masih bisa masuk, ya tentu harus ditingkatkan pertama di border-border yang menjadi favorit seperti di Bali, Jogja kemudian Jakarta, Batam, kan itu harus ditingkatkan efisiensinya sehingga tidak terjadi lagi penetrasi melalui border-border gate yang akan masuk melalui penyebar virus itu,” kata Azis di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (12/3).
Azis juga mengimbau agar peningkatan dalam segi pencegahan juga mesti ditingkatkan, khususnya di tempat-tempat umum.
“Nah ini bagaimana kualitas kebersihan di setiap tempat-tempat umum dia harus dilakukan sanitizer itu di setiap tempat supaya clean,” ucap dia.
Sebelumnya, dalam pemaparan rilis harian, juru bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan wabah Covid-19 sebagai pandemi maka seluruh negara mulai berhati-hati.
Di satu sisi, untuk mencegah penyebaran yang lebih masif sejumlah negara menetapkan kebijakan lockdown seperti Denmark dan sejumlah wilayah di Amerika serikat.
“Ini untuk mengendalikan sebaran pandemik. Di-lockdown agar tidak ada pergerakan orang sakit keluar atau keluar-masuk,” kata dia.
Tapi, ada konsekuensi yang tak mudah dari kebijakan lockdown tersebut.
“Bisa saja kasus di situ naik dengan cepat. Pengalaman kapal Diamond Princess begitu lockdown, naik dengan cepat jumlahnya [positif Covid-19] karena enggak bisa kemana-mana, yang sakit dan enggak sakit campur jadi satu,” katanya.
“Kami sudah koordinasi dalam waktu dekat akan ada rapat di tingkat menteri. Kemenko PMK untuk koordinasi bagaimana status bebas visa dan sebagainya, untuk membatasi pergerakan orang, karena faktor pembawa penyakit ini manusianya,” imbuh Yuri.