Bupati Sleman Positif COVID-19 usai Divaksinasi, P3S: Apa Manfaat Vaksin Ini?
JAKARTA – Angka penderita positif COVID-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan dan diprediksi segera menembus angka 1 juta kasus. Setidaknya per 22 Januari 2021, jumlah pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus corona sudah mencapai 965.283 orang.
Menanggapi hal ini, Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie itu mengatakan, dengan potensi bertambahnya jumlah kasus yang positif, maka program vaksinasi jangan dianggap paling ampuh untuk memutus mata rantai penyebaran.
“Saya nilai vaksin ini belum menjamin eksistensinya. Memang Jokowi mengatakan gagasannya 1 hari 1 juta vaksin, tapi baru-baru ini Bupati Sleman baru divaksin positif COVID-19. Jadi apa manfaatnya vaksin ini,” katanya saat dihubungi SINDOnews, Sabtu (23/1/2021).
Dia mengatakan, lebih baik pemerintah mendorong masyarakat mengonsumsi vitamin ketimbang ‘ngotot’ menggunakan vaksin. Terlebih, masyarakat juga masih kesulitan untuk mengakses vaksin itu secara gratis. Ia khawatir, tak adanya kepastian akses vaksin membuat rumah sakit berasumsi pada bisnis.
Di sisi lain, Indonesia juga telah memesan vaksin Moderna, Pfizer, Nocavac selain Sinovac. Sehingga, vaksin-vaksin tersebut harus dijelaskan manfaatnya sebelum diedarkan ke masyarakat.
“Barangkali baru negara kita yang hebat memesan 4 vaksin. Tapi di Bandung 25 relawan COVID-19 baru divaksin terpapar virus corona,” kata analis kebijakan publik peraih Doktor American Global University ini.
“Saya sarankan pemerintah harus juga melihat ketahanan dan manfaat virus ini. Kalau hanya bertahan 1 jam atau 1 hari paling ini akan membuat publik akan kurang percaya,” imbuh Jerry.
Lebih lanjut, Jerry mengatakan angka positif yang diprediksi tembus 1 juta kasus juga perlu menjadi pertimbangan pemerintah dan semua pihak, apa kekurangannya dan kelebihannya, kenapa program selama ini gagal, pasalnya jumlah COVID-19 terus menanjak.
Dia melihat, pemerintah harus kembali gencar menyosialisasikan pentingnya kepatuhan dalam protokol kesehatan. “Memang faktor gegabah, menganggap remeh dan kurang disiplin menjadi penyebabnya. Himbauan 3 M tak digubris sama sekali. Jadi memang kalau tak disiplin juga buntutnya seperti ini,” katanya.