BSSN: Sejak Globalisasi Masuk, Bangsa Indonesia Jadi Korban Paham Negatif
JAKARTA – Wakil Kepala Badan Siber Sandi Nasional (BSSN) Komisaris Jenderal Polisi Dharma Pongrekun, menjadi pembicara di KTT Pemimpin Muda Islam Indonesia 2019 dengan tema besar ‘Memperkuat Peran Pemuda Muslim untuk Mengkonsolidasikan Umat’ yang digelar di Jakarta.
Dharma diminta oleh panitia menyampaikan sebuah makalah dengan topik ‘Melindungi Generasi Muda dari Radikalisme dan Terorisme dalam Platform Siber’.
“Dari tema tema yang dibahas dalam KTT ini, saya berkeyakinan kita semua yang hadir di sini memiliki visi yang sama yaitu berjuang wewujudkan kembali Indonesia sebagai The Land Of Harmony sebuah negeri besar dan indah di mana segala suku bangsa dan agama dapat hidup berdampingan secara rukun dan damai sepanjang masa,” ujar Dharma dalam sambutannya di Gedung Nusantara V, Senayan, Jakarta, Sabtu (23/1/2019).
Dharma melanjutkan, Islam tidak identik dengan radikalisme dan terorisme tetapi Islam adalah penuh cinta kasih dan cinta damai. Namun, saat ini berkembang seolah olah isu negatif berkaitan dengan hal tersebut.
“Kami, bangsa Indonesia adalah korban dan sangat dirugikan atas aksi-aksi ektrimisme. radikalisme dan terorisme yang merajalela di dunia sekarang ini,” tegasnya di atas mimbar.
Menurut Dharma, Bangsa Indonesia sejak dahulu kala dikenal sebagai bangsa yang menjunjung semangat Bhineka Tunggal lka, bersatu dalam keragaman. Dimana Pancasila menjadi tonggak utama dalam mewujudkan Indonesia sebagai Bangsa yang fitrah sesuai konsep luhur Nusantara (Nu: makluk swa: mandiri anta: menuju ra: Tuhan)
“Tapi semangat ini mulai terkoyak sejak arus globalisasi menyerbu negeri ini dalam dua dekade terakhir,” pungkasnya.