Airlangga Angkat Luhut karena Bijaksana dan Jaringan Luas
NAGALIGA — Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, mengangkat Luhut Binsar Panjaitan sebagai ketua Dewan Penasihat partainya periode 2019-2024 karena Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi itu bijaksana dan punya jaringan luas.
“Ya tentu Pak Luhut salah satu kader Golkar yang punya kebijaksanaan dan punya jaringan yang luas,” kata Airlangga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/1).
Airlangga mengatakan bahwa pihaknya membutuhkan nasihat dari Luhut dalam banyak hal. Di sisi lain, Luhut juga masih menjadi kader partai beringin tersebut.
“Karena kan Pak Luhut kader Golkar dan memang membutuhkan penasihat untuk banyak hal,” ujarnya.
“Sesuai dengan pembagian pembidangan dan keahlian masing-masing. Ini semua inklusif,” tuturnya.
Airlangga kemudian mengatakan bahwa Golkar tak mengangkat Wakil Presiden ke-12 RI, Jusuf Kalla, dalam jajaran dewan pembina, kehormatan, penasihat, maupun pakar. Menurutnya, sebagai tokoh senior Golkar, JK setiap saat akan memberikan masukan.
“Ada beberapa tokoh yang dekat dengan beliau, yang ditugaskan di Partai Golkar. Beliau menugaskan,” ucapnya.
Airlangga telah selesai menyusun Kepengurusan Golkar periode 2019-2024. Ia menunjuk pesaingnya dalam perebutan kursi ketua umum pada Munas 2019 lalu, Bambang Soesatyo, sebagai wakil ketua umum.
Bamsoet ditunjuk menjadi Waketum Partai Golkar bersama 10 kader beringin lainnya, yaitu Kahar Muzakkir, Ahmad Doli Kurnia Tandjung, Aziz Syamsuddin, Agus Gumiwang Kartasasmita, Hetifah Sjaufudian, Rizal Malarangeng, Melchias Marcus Mekeng, Roem Kono, Nurul Arifin, dan Nurdin Halid.
Airlangga kembali menunjuk Lodewijk F Paulus sebagai Sekretaris Jenderal Golkar dan Dito Ganinduto sebagai Bendahara Umum Golkar.
Selain itu, Airlangga menunjuk Aburizal Bakrie sebagai Ketua Dewan Pembina, sementara jabatan Wakil Ketua Dewan Pembina dipercayakan pada Zaenudin Amali.
Selanjutnya, Airlangga menunjuk Akbar Tandjung menjadi Ketua Dewan Kehormatan, Agung Laksono sebagai Ketua Dewan Pakar, serta Mohamad Hatta sebagai Ketua Dewan Etik.