Sop Bu Asih Tungkak, Rasa Semerah Warnanya
YOGYAKARTA – Bicara kuliner di Yogyakarta memang tak ada habisnya. Berbagai olahan, mulai menu tradisional nan legendaris, unik, hingga yang kekinian hampir bisa ditemukan di setiap sudut kota. Banyaknya destinasi kuliner ini tentu sangat memudahkan bagi pecinta makanan. Satu di antaranya ditawarkan warung Sop Merah Bu Asih yang berada di sekitaran lampu lalu lintas Tungkak, Yogyakarta.
Sesuai namanya, di tempat makan ini yang menjadi menu andalan adalah sup. Namun, berbeda dengan sup pada umumnya yang berkuah bening dan berasa gurih, kuah sup ala Bu Asih berwarna merah. Sementara rasanya perpaduan antara pedas dan gurih. Rasa pedasnya berasal dari pasta cabai sekaligus yang membuat warna kuah sup menjadi merah. Sedangkan rasa gurih berasal dari rempah-rempah yang digunakan.
Warna merah dengan rasa pedas dan gurih itulah yang menjadi ciri khas sup di tempat ini. Sehingga tak mengherankan jika sejak dibuka pada 1993, warung Sop Merah Bu Asih langsung menarik perhatian dan selalu diserbu konsumen. Bahkan di jam makan siang, para pembeli harus sabar menunggu dilayani saking banyaknya antrean. Belum lagi yang memesan lewat aplikasi online.
Untuk menu sup merah, ada dua varian yang ditawarkan, yaitu pedas biasa atau sangat pedas. Dalam satu porsi sup merah terdapat telur rebus, potongan kubis, wortel, kentang, serta beberapa isian yang bisa dipilih seperti paha, sayap, ati ampela, ceker, dan tulang ayam, plus topping berupa suwiran daging ayam. Isian sudah lengkap, sup merah pun siap menggoyang lidah konsumen dan membuat siapa saja jatuh cinta pada kelezatan rasanya.
“Inilah yang membedakan kami dengan sup-sup lain. Yaitu kuahnya yang berwarna merah,” kata pemilik warung Sop Merah Bu Asih Tungkak, Sri Sunarsih, 56, yang akrab disapa Asih.
Harga sup merah original (belum ada tambahan) sangatlah terjangkau, yaitu Rp9.000 per porsi. Namun, bila ada tambahan menu, harganya berbeda. Sebut saja nasi dihargai Rp2.000, paha ayam (atas atau bawah) Rp6.000, sayap Rp4.000, ati ampela Rp3.000, serta tulang dan ceker Rp1.000. Sementara untuk menu minuman, teh dan air jeruk, dibanderol nominal Rp3.000.
Asih mengatakan, saat mulai membuka warung pada 1993, sup merah belum menjadi menu andalan. Yang ditawarkan lebih banyak, ada bakmi goreng dan rebus, nasi goreng, dan sup merah. Namun, ternyata para pembeli lebih suka dan banyak membeli sup merah. Dari situlah muncul ide Asih untuk berfokus pada penjualan sup merah saja dan keputusannya mendapat sambutan baik dari pembeli. “Itulah awal saya memperkenalkan kuliner sup merah ini,” katanya.
Warung Bu Asih awalnya buka pada sore hari, tepatnya sejak pukul 17.00 WIB hingga 22.00 WIB. Tetapi, karena jumlah pembeli terus bertambah, Asih harus memperpanjang jam operasional warungnya. Yaitu pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.
Untuk melayani para pembeli, Asih dibantu oleh 22 karyawan. Warung ini buka setiap hari dan hanya libur jika sang pemilik ada keperluan mendadak. “Warung ini tidak pernah libur. Kecuali kalau saya ada kepentingan keluarga, baru libur,” tandas Asih.
Seorang pembeli, Rika, mengaku baru pertama kali datang ke warung Sop Merah Bu Asih. Wanita 25 tahun itu datang bersama keluarga karena penasaran dengan rasa sup di sini. Pada kesempatan itu, ia memesan sup merah dengan varian sangat pedas. Alasannya, karena keluarga Rika memang penyuka makanan pedas, sehingga ingin mencoba dan merasakan sensasi pedasnya.
“Rasa pedasnya memang nendang, bikin ketagihan. Apalagi harganya cukup bersahabat dengan kantong,” ujar Rika.