Matcha Diprediksi Akan Runtuhkan Dominasi Es Kopi Susu Kekinian di 2020
Di tengah gempuran minuman kekinian seperti es kopi susu, matcha atau teh hijau asli Jepang menunjukkan tren positif dan diprediksi akan terus berkembang dalam beberapa tahun ke depan.
Hal ini dijelaskan secara gamblang oleh Tea Master Ratna Somantri. Menurut penuturannya, matcha akan terus diburu oleh pencinta kuliner Indonesia, karena menyuguhkan sensasi rasa yang unik, serta dapat dikreasikan menjadi berbagai hidangan lezat.
“Produk minuman yang disukai konsumen saat ini itu mereka mencari sesuatu yang praktis dan convenience. Bisa dibilang instan tapi tetap bermutu dan menyehatkan. Matcha merupakan salah satu produk makanan yang memiliki kriteria tersebut,” ungkap Ratna Somantri, saat menghadiri penetapan Hari Matcha Nasional besutan Matchamu, di bilangan Jakarta Selatan, Selasa (14/1/2020).
Lebih lanjut, Ratna menjelaskan, tren matcha di luar negeri pun disinyalir masih sangat digandrungi para konsumen. Selain diolah menjadi minuman yang segar dan menyehatkan, teh asli Jepang ini juga bisa dijadikan bahan utama untuk membuat olahan dessert.
Hal senada juga disampaikan oleh pemenang MasterChef Indonesia season 5, Stefani Horison. Menurutnya, matcha cenderung memiliki sensasi rasa dan aroma yang unik, sehingga dapat menyempurnakan hasil masakan.
“Mau dijadikan cream, topping, crumble, matcha itu bisa semua. Saya sendiri sering bereksperimen membuat olahan matcha. Waktu itu pernah coba-coba bikin roti yang dicampurkan bubuk matcha ternyata enak juga. Tapi saya sendiri lebih sering mengolah matcha dalam bentuk cair misalnya dibikin cream atau saus,” terang Fani.
Geliat perkembangan matcha di Indonesia sendiri dimulai sejak tahun 2013 silam. Namun hingga saat ini, antusias masyarakat untuk menikmati hidangan berbahan dasar matcha tidak pernah surut.
Apalagi bahan makanan ini sangat cocok dicampurkan dengan susu atau milk based, di mana rasanya semakin menggugah selera.
“Sekarang matcha itu sudah jadi nama flavour. Bahkan ada beberapa restoran yang rutin merilis menu seasonal berbahan dasar matcha. Ini menandakan bahwa masih banyak konsumen yang menggandrunginya,” jelas Lintang Wuriantari, selaku Tea Executive Officer Matchamu.
Lintang menambahkan, matcha juga selalu masuk dalam 5 atau 10 besar penjualan terlaris di berbagai restoran. Bahkan, menurut data internal yang ia miliki, matcha merupakan produk terlaris kedua yang dijual oleh kedai-kedai kopi maupun coffee shop.
Jadi, bukan tidak mungkin produk olahan matcha akan mengurangi dominasi es kopi susu kekinian yang begitu disukai pencinta kuliner Nusantara.
“Sederhananya bisa dilihat dari google trends. Kita bisa bandingkan jumlah internet user yang mencari kata kopi dan matcha. Hasilnya cukup mengejutkan, kara kopi dicari 49-73 kali atau dengan persentase 80%. Sedangkan matcha berhasil menyentuh angka 41-78 kali pencarian, sedikit lebih tinggi dibandingkan kopi,” tegas Lintang.
“Padahal, matcha masih terbilang produk yang baru. Itulah sebabnya kami mencetuskan Hari Matcha Nasional untuk mempromosikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produk ini,” tandasnya.