Terungkap, Ini Identitas Mahasiswa Korban Bunuh Diri dengan Senpi di Tangerang
Terkuak, seorang mahasiswa berinisial BCO yang menghabisi nyawanya dengan bunuh diri merupakan warga Banjar Wijaya Cluster Italy, Cipondoh, Tangerang.
Ia nekat menghabisi nyawanya dengan senjata api milik ayahnya sendiri.
Sebelumnya diberitakan seorang lelaki nekat melakukan aksi bunuh diri dengan menembakan keningnya sendiri.
Aksi tersebut terjadi Jumat (10/9/2021) pagi hari.
Akibat kejadian ini keluarga korban yang mendatangi RSUD Kabupaten Tangerang, tak dapat berkata banyak.
“Aduh enggak yah mas,” kata salah satu keluarga saat meninggalkan ruang Pemulasaran RSUD Kabupaten Tangerang.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Metro Tangerang, Kompol Bonar Ricardo Pakpahan menerangkan Korban merupakan anak kelahiran 1 Januari 2004.
“Benar ada kejadian itu. Kami menerima laporan,” kata dia dalam laporan yang diterima Poskota.
Menurut Ricardo aksi nahas ini dilakukan BCO dengan menggunakan senjata api.
“Bunuh diri dengan menggunakan senjata api jenis Glock 43,” urainya.
Menurut keterangan saksi, lanjutnya, sebelumnya terdengar suara seperti benda jatuh.
“Adapun awal mula nya menurut keterangan saksi saat itu terbangun sekira jam 04.30 WIB setelah mendengar suara seperti benda jatuh. Lalu mengecek disekitar lokasi, melihat korban sudah tergeletak di lantai bersimbah darah dan terlihat pada kepala korban terdapat luka tembakan,” katanya.
Selanjutnya Tim Kepolisian juga sudah melakukan oleh TKP pagi ini.
Dari hasil olah TKP ditemukan beberapa barang bukti.
“Di TKP ditemukan sepucuk senjata api, lalu setelah melihat hal tersebut, saksi memberitahukan kejadian tersebut ke Kerua RT setempat dan melaporkan kejadian ke Polsek Cipondoh guna proses lebih lanjut,” jelasnya.
“Hasil okah TKP tim identifikisai Satreskrim ditemukan 1 (satu) Pucuk Senjata Api jenis Glock-43 warna hitam,selongsong dan proyektil peluru, sementara korban dibawa ke RSUD Tangerang untuk otopsi,” tukasnya.
Sementara itu tetangga korban, Fadil mengatakan dari informasi yang dia peroleh peristiwa mengenaskan itu terjadi sekitar pukul 04.30 WIB.
Dirinya pun heran pasalnya pada waktu itu dia tidak mendengar letupan senjata api.
“Saya nggak bisa cerita banyak. Saya bangun setengah lima (pagi) mau salat. Terus tiduran, eh jam 7 (pagi) saya buka jendela sudah ramai-ramai,” ujarnya.
Fadil mengaku tak tahu banyak soal korban beserta keluarganya.
Pasalnya mereka tertutup dan jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Fadil juga tak mengetahui kalau ayah korban merupakan anggota Persatuan Menembak dan Berburu Seluruh Indonesia”Anaknya umurnya sekitar 18 tahunan baru lulus SMA. Saya juga gak tahu sih (tentang keluarganya). Tertutup. Bapaknya sering ke luar kota,” pungkasnya.