Suami Tega Bunuh Istri, Ini Kata Sosiologi, Ada Dua Faktor Utama Pemicu Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Sosiologi Umum dari Rektor Universitas, Ibnu Chaldun (UIC) Jakarta, Musni Umar mengatakan, terdapat dua faktor sang suami sampai tega menghabisi nyawa istrinya seperti yang terjadi di Rawa Bangkong, Cikarang Timur, Bekasi, Jawa Barat.
Menurutnya, faktor pertama yang mendorong orang sampai tega membunuh, tidak jauh karena ekonomi.
Kondisi Tanah Air yang ekonominya sedang merosot dampak dari pandemi Covid-19, banyak kalangan menengah kebawah yang berpikiran sempit sehingga nekad berbuat keji.
“Nah inilah yang menyebabkan berbagai kasus rumah tangga itu terjadi. Jadi seorang suami yang tentu setiap hari diminta istrinya yang sedang hamil memberi uang, tidak bisa memberi uang untuk belanja rumah tangga ya akhirnya si suami yang nganggur kalap,” ujar Musni saat dihubungi.
Kemudian, faktor kedua karena perselingkuhan.
Faktor tersebut juga sangat besar kemungkinannya sehingga suami tega menganiaya bahkan sampai membunuh istrinya.
“Nah kemungkinan lain juga bisa saja istri ini dianggap berselingkuh,” jelasnya.
Namun menurutnya, faktor perselingkuhan biasanya hanya dijadikan alasan si suami kepada penegak hukum saat sudah ditangkap.
Faktor utamanya, biasanya karena ekonomi juga.
Dikatakan Musni, agar kasus serupa tidak terjadi dikemudian hari, pemerintah harus segera membangkitkan ekonomi khusunya di kalangan menengah kebawah.
Dengan cara menggelontorkan anggaran yang ada dalam bentuk padat karya.
“Jadi ada pekerjaan-pekerjaan yang kecil-kecil cukup diberikan kepada rakyat untuk melakukan secara gotong royong. Tetapi mereka diberi dana diberi ongkos untuk biaya mereka melakukan tiap hari,” cetus Musni.
Tonton juga video “Jusuf Hamka: Tebarkan Syiar Islam dari Pospol Taman Suropati”. (youtube/poskota tv)
Dipastikannya, bila ekonomi rakyat kecil tercukupi, maka angka kasus kekerasan dalam rumah tangga otomatis akan berkurang.
“Kalau tidak kasus serupa ini semakin banyak terjadi,” pungkasnya