Polisi Beberkan Kunci Pengungkapan Serangkaian Aksi Perampokan Minimarket di Jakarta
JAKARTA – Polisi berhasil menggulung dua gembong perampok minimarket yang meresahkan warga Jakarta sepekan terakhir. Pengungkapakan ini berkat penggunaan emblem di jaket jeans album that’s the spirit band ‘Bring Me The Horizon.
Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat, Iptu Dimitri Mahendra, mengatakan, penggunaan emblem di jaket jeans album that’s the spirit band ‘Bring Me The Horizon menjadi kunci terbongkarnya serangkaian kasus perampokan minimarket di Jakarta. Keberadaan jaket ini menjadi pengungkapan kejadian perampokan minimarket sebelumnya.
Bring me The Horizon merupakan band rock asal Inggris yang terbentuk pada 2004. Pada tahun 2015 band ini meluncurkan almbum that’s the spirit. Cover almbum ini bergambar payung hujan.
“Pelaku sempat mengelak kalau mereka juga terlibat perampokan di Kembangan,” kata Kanit Krimum Polres Metro Jakarta Barat, Iptu Dimitri Mahendra, Jumat (5/6/2020).
Diketahui, dua gembong rampok minimarket berinisial RH (26) dan MS (28) terpaksa dieksekusi mati oleh polisi. Keduanya tertembus timah panas lantaran meletuskan pelurunya ke arah petugas.
Selain menembak mati keduanya, polisi juga melumpuhkan dua pelaku lain, yakni SG (31) dan ZD (25). Keduanya tidak bergerak saat timah panas menembus bagian kaki kiri mereka. Sementara satu lainnya, AH (25), memilih menyerah, dan satu lainnya masih diburu polisi.
Pelaku sempat membantah melakukan aksi perampokan di Kembangan. Namun polisi yang melihat rekaman CCTV mendapati adanya kejanggalan tentang kasus ini. Salah satunya penggunaan emblem jaket itu. “Dua kejadian itu seorang pelaku menggunakan jaket itu,” kata Dimitri.
Setelah diperlihatkan dua rekaman CCTV yang berbeda, barulah tiga pelaku yang diamankan mengakui perbuatannya. Polisi kembali mengintograsi mereka dan mendapati dua TKP lain di Jakarta, yakni kawasan Duren Sawit Jakarta Timur, dan Pesanggrahan Jakarta Selatan.
Dari empat aksi perampokan yang dilakukan keenamnya, pelaku membawa kabur uang senilai Rp100 juta. “Mereka mengakui uang itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi selama masa pandemi Covid-19,” tutur Dimitri.