Polisi Akan Tindak Tegas Hotel Yang Terlibat Prostitusi Online di Jakarta Utara
Menjamurnya bisnis prostitusi online yang melibatkan anak usia remaja membuat masyarakat Jakarta resah.
Hal tersebutlah yang mendasari pihak kepolisian dari Polres Metro Jakarta Utara gencar melakukan pengungkapan kasus esek-esek tersebut.
Selama 3 bulan di tahun 2021 saja, Polres Metro Jakarta Utara, setidaknya telah mengungkap 3 kasus prostitusi online yang melibatkan anak di bawah umur.
Pada tanggal 26 Januari 2021, Polsek Tanjung Priok telah mengungkap kasus prostitusi online di salah satu hotel di kawasan Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Dari pengungkapan tersebut Polisi mengamankan satu mucikari R (19) dan 4 gadis di bawah umur yang masing-masing berinisial D (17), F (15), A (15), dan AR (15).
Kemudian pada tanggal 17 Maret, Polsek Koja melakukan penggrebekan terhadap salah satu hotel di Jalan Kramat Jaya, Kelurahan Tugu Utara, yang diduga menjadi sarang esek-esek.
Dari penggrebekan tersebut, polisi mengamankan 82 ABG, yang terdiri dari 45 wanita dan 37 laki laki.
Dan terakhir pada 7 April kemarin, Polsek Kelapa Gading melakukan penangkapan terhadap mucikari yang berinisial DF (27) di kamar apartemen, yang terbukti menjual jasa layanan esek esek anak kelas 5 SD dengam tarif Rp450 ribu.
Selain giat melakukan pengungkapan prostitusi online di wilayahnya, Polres Metro Jakarta Utara juga acapkali memberi imbauan pada pemilik hotel atau penginapan agar tidak ikut terlibat menjalani bisnis haram tersebut.
Wakapolres Metro Jakarta Utara, AKBP Nasriadi menegaskan, bila menemui ada penginapan atau hotel yang terbukti terlibat dengan bisnis prostitusi maka pemiliknya akan dijadikan tersangka dan diproses hukum.
“Bila penginapan tau dan menyiapkan tempat bahkan mendapat imbalan atau hasil dari kegiatan prostitusi ini maka kita akan kenakan tersangka. Dan kita tangkap dan lakukan penegakan hukum,” tegas Nasriadi, Jumat (16/4/2021).
Selain itu kata Nasriadi, pihaknya juga seringkali melakukan sosialisasi pada masyarakat terutama pada remaja agar tak menjadi Human Traficking terhadap jaringan esek esek.
“Karena apa bila jadi korban, yang di khawatirkan adalah rayuan bersifat material dan uang yang mereka terima cukup banyak sedangkan mereka tidak begitu serius tatap masa depan mereka,” cetusnya.
Selain petugas kepolisian, Nasriadi meminta para tokoh agama ikut berperan memberikan pemahaman melalui media dakwah tentang bahaya dunia prostitusi.
“Karena dalam ramadhan ini terhadap masyarakat agar tidak menjadi korban kejahatan terutama korban kejahatan prostitusi online ini,” ucapnya.
Kemudian peran lembaga terkait dalam hal ini Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) atau lembaga kewanitaan lainnya juga harus bersama-sama mencegah dengan memberi penyuluhan atau pemahaman kepada remaja tentang bahaya dunia prostitusi.
“Mudah mudahan dalam bulan Ramadhan ini kita semua dapat merasakan ibadah dengan baik. Tidak ada hal hal yang tidak di inginkan,” pungkasnya.
