MS Meninggal dalam Tawuran Pelajar di Depok, Ibunya Syok Pingsan Berkali-kali
DEPOK – Kematian MS (16), pelajar kelas 10 karena kena senjata tajam saat kejadian di Bojongsari, adalah sosok anak yang ramah dan rajin ke pengajian.
Meninggalnya MS membuat kesedihan mendalam bagi orang tua. Ibu korban pingsan. Ya, pingsan pingsan berkali-kali saat menyebut anak laki-lakinya yang baru meninggal.
Berdasarkan pantauan Pos Kota di rumah duka Kampung Parung Kulon Jalan H. Suhaimi RT. 02/01, Duren Mekar, Bojongsari Kota Depok, Jumat (30/10) sore, dikunjungi teman sekolah maupun pengajian dari Masjid Nurul Jihad Bumi Sawangan Indah (BSI).
Selain itu orang tua korban, khususnya ibunya, Umiyati (50), terlihat mengalami syok berat, sering pingsan jika menyebutkan nama korban di depan para saudara-saudaranya.
Menurut tante korban, Ibu Nena (58), pihak keluarga bahkan tetangga dan teman sekolah maupun teman pengajian, syok setelah mengetahui kabar MS meninggalakibat tawuran.
“Keluarga melihat sosok korban sebagai anak periang dan murah senyum kepada siapa saja. Selain itu dikenal sosok yang baik dan rajin solat juga aktif di pengajian Masjid Nurul Jihad,” ujarnya kepada Pos Kota di lokasi rumah duka berupa kontrakan ini.
Korban anak keempat dari lima bersaudara pasangan Umiyati dan Ahmad Hendi Qodri (62), marbot Masjid Al Barokah BSI Duren Mekar. Semasa hidup, almarhum mempunyai cita-cita ingin cepat lulus sekolah dan bekerja.
“Satu-satunya keinginan korban ini ingin cepat lulus sekolah SMK lalu kerja. Penghasilan dari kerja nanti digunakan berbudi mulia sekali untuk membantu membiayai hidup sehari-hari ibunya yang serba kesukitan,” ungkap Nena, adik dari ayah korban ini.
Selain itu untuk cita-cita korban, lanjut Nena, kecintaannya dengan olahraga sepak bola berkeinginan menjadi bagian pemain tim nasional Persija.
“Kecintaannya terhadap salah satu pemain Persija yakni Bambang Pungkas setiap kali berlaga korban ingin menjadi pemain vola. Namun nasib berkata lain sekarang korban sudah meninggalkan kita lebih cepat membuat semua keluarga dan kerabat sedih syok,” paparnya.
Kenangan Melambaikan Tangan ke Ibu
Sementara itu satu kenangan terakhir terlintas dalam pikiran ibu korban Umiyati, sewaktu acara perayaan Maulid Nabi, dari arah belakang putranya tersebut melambaikan tangan sambil tersenyum.
“Itu mungkin firasat ya, kan itu ibunya sewaktu kejadian sebelumnya bersama-sama mengikuti perayaan acara Maulid Nabi di Masjid Al Barokah BSI Duren Mekar sekitar pukul 23.00 WIB,” papar Nena.
Setelah beberapa jam kemudian, lanjut Nena pihak keluarga mendapatkan informasi bahwa anaknya sudah tewas. Lantas, ibunya yang saat itu mengenakan jilbab hitam panjang syok berat, sering pingsan kalau menyebut nama anaknya yang tewas itu,. Lalu ditenangkan kedua anak yang juga kakak korban di rumah duka.
“Dapat kabar dari teman-teman pengajian, korban sudah tewas akibat bacokan senjata tajam. Setelah itu ibunya MS langsung syok dan pingsan, bahkan pingsan berkali-kali. Ya itu kan malam harinya itu baru ada lambaian tangan anaknya itu saat menghadiri acara perayaan Maulid Nabi,” tambahnya.