Fri. Nov 8th, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Kisah Ayah Tiri Pemabuk, Tenggelamkan Anak Dalam Toren hingga Tewas

Balita berusia lima tahun, Aulia Ekayanti, menjadi korban pembunuhan sadis oleh ayah tirinya, Hamid alias Arifin (25). Ia meninggal dengan cara ditenggelamkan ke dalam toren. Pelaku sempat berpura-pura menangis histeris agar kedoknya tidak diketahui.

Kasus ini sudah berjalan selama sepekan, beberapa fakta pun telah dirangkum detikcom untuk mengulas kembali kejadian sadis serta haru yang menimpa bocah perempuan malang itu. Berikut kisahnya.

Pada Kamis (16/7/2020) malam sekitar pukul 22.00 WIB, Hamid pulang ke rumah kontrakannya di Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dalam keadaan mabuk. Melihat ayahnya pulang sendiri, Aulia menanyakan keberadaan ibunya, Siti Aisyah (29) yang tidak pulang bersama.

“Pada saat menegur palaku ini, korban menggunakan bahasa kasar saat menanyakan ibunya. Karena merasa tersinggung kemudian dalam kondisi mabuk, sehingga tidak bisa menguasai emosinya,” kata Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan, beberapa hari lalu (20/7/2020).

Kesal karena perkataan bocah perempuan tersebut, ia pun memaksa Aulia dengen mendorongnya keluar kamar dan dibawa ke lantai tiga. Sesampainya di lantai tiga, Hamid melihat sebuah toren air dalam keadaan terbuka. Sedetik kemudian, Aulia diangkat badannya dengan kaki berada di atas sedangkan kepala berada di bawah. Tubuh mungil Aulia dimasukkan ke dalam toren yang masih berisi air.

“Kemudian dibawa ke lantai 3, di lantai 3 dimasukkan (ke toren) dipegang kakinya, kurang lebih 10 menit sampai tidak bergerak, baru dilepas dibiarkan begitu saja,” ungkap Hendra.

Tubuh Aulia tetap dibiarkan terbalik dan menelan cukup banyak air. Sudah 10 menit, paru-paru Aulia sudah dipenuhi air. Ia jatuh lemas dan tersembunyi di dalam toren air yang berkapasitas 500 liter itu.

“Saya kesal ke anak itu, sering marah-marah. Akhirnya dibawa ke atas. Saya dorong-dorong saja anaknya sampai ke atas. Tapi (meskipun mabuk) saya sadar emosi muncul,” aku Hamid.

Hamid tidak mencoba memindahkan jasad korban ke lokasi lain. Ia justru menutup toren tersebut dan membiarkan jasadnya menggenang di dalam toren.

Ia pun kembali ke kamar kontrakan. Sejam kemudian, ibu Aulia menanyakan keberadaan bocah tersebut. Hamid hanya menjawab agar mencarinya besok hari saja.

Keesokan harinya (17/7/2020), Aulia tidak kunjung pulang. Satu keluarga pun sibuk mencari keberadaannya. Saat itu, Hamid mencoba tetap terlihat khawatir ketika Aulia menghilang.

Keluarga pun mengira Aulia menghilang. Baru sekitar pukul 10.00 siang hari, Hamid dan adiknya menemukan tubuh Aulia yang terbujur kaku di dalam toren.

Penemuan tersebut seakan-akan terjadi secara tidak sengaja. Bahkan, justru Hamid yang memberi tahu kepada adiknya untuk coba mencari di lantai tiga. “Saya yang ngasih tahu ade saya, coba lihat ke toren,” kata Hamid.

Tidak lama, Tim Inafis Polresta Bandung dan Damkar Kabupaten Bandung segera mengevakuasi korban. Di tempat lain, keluarga sontak kaget atas nasib yang menimpa bocah lima tahun tersebut. Sama halnya dengan Hamid, ia terlihat menangis histeris kala anak tirinya itu selesai dievakuasi.

Kejadian tersebut disaksikan langsung oleh Kapolsek Cicalengka Kompol Aep Suhendi, yang ketika itu kasusnya ditangani Polsek Cicalengka sebelum akhirnya dilimpahkan ke Satreskrim Polresta Bandung. “Dia menangis sangat histeris, sampai-sampai dia bilang “bapak nyusul nak” begitu,” kata Aep.

Ketika digiring ke Polsek Cicalengka untuk diminta keterangan, Hamid sempat berpura-pura kesurupan. “Iya betul, saat dibawa ke polsek dia malah pura-pura kesurupan. Saya pikir ah ini mah cuman kedok saja,” ujar Aep.

Saat dilakukan evakuasi, petugas menemukan sebuah luka gores pada bagian tangan kiri korban. Dari sana, polisi menduga adanya unsur kesengajaan hingga mengakibatkan Aulia kehilangan nyawa.

Polisi pun langsung menyimpulkan bahwa penemuan mayat Aulia dalam toren merupakan korban pembunuhan. Usai evakuasi mayat Aulia langsung dilarikan ke RS Sartika Asih untuk dilakukan autopsi.

“Korban ini diduga korban pembunuhan. Ketika ditemukan tidak bernyawa dan dalam keadaan kaku, ditemukan adanya luka gores di kiri tangan korban,” ungkap Kasatreskrim Polresta Bandung AKP Agta Buwana Putra beberapa jam usai penemuan mayat.

Polisi pun terus melakukan penyidikan lebih dalam sebelum keluarnya hasil autopsi. Tepat di hari Minggu (19/7/2020), hasil autopsi keluar. Hasil autopsi menunjukkan adanya air di dalam paru-paru korban.

Dari sanalah polisi pun tahu bahwa korban ternyata ditenggelamkan oleh pembunuhnya. Tidak berselang lama, polisi pun akhirnya mendapatkan pengakuan dari Hamid. Ia mengakui telah membunuh anak tirinya dengan cara menenggelamkannya ke dalam toren ar.

“Dicocokkan dengan bukti-bukti di lapangan, dan ada juga pengakuan dari pada pelaku ternyata anak kecil ini korban pembunuhan daripada ayah tirinya sendiri,” tegas Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.