Judi Disertai Kejahatan Perilaku Gangguan Mental, Pejudi Harusnya Bersyukur Ditangkap Polisi, Mintalah Rehabilitas dan Taubat!
Ahli Psikolog Forensik Reza Indragiri Amriel berpendapat, bila perilaku judi sudah disertai dengan kejahatan atau tindakan kriminal sudah menjadi gangguan mental bagi pelakunya.
Menurutnya, perilaku judi dipilah menjadi 4 tipe atau level. Level pertama, judi dipakai hanya sekedar untuk rekreasi atau penyegar pikiran.
Kemudian yang kedua, dilakukan secara rutin setelah itu selesai.
“Perilaku ketiga, bermasalah. Harus main setiap hari. Mulai berdampak ke stabilitas hidup,” kata Reza saat dihubungi, Jumat (13/8/2021).
“Dan terakhir, patologis, sudah menjadi gangguan serius dan berdampak nyata ke dimensi kehidupan secara luas,” lanjutnya.
Di level 4 ini, menurutnya perilaku judi yang sudah disertai dengan kejahatan. Mental si penjudi sudah terganggu sehingga nekad berbuat jahat.
“Sudah menjadi gangguan mental. Tapi bukan kehilangan kewarasan. Tetap intact dengan lingkungannya. Jadi, tetap bisa diproses secara pidana,” jelasnya.
Bila sudah begitu, mestinya pelaku bersyukur karena ditangkap polisi. Hal itu sebagai “terapi” Agar kondisinya tidak semakin parah.
“Jadi, kooperatiflah. Jalani hukuman sembari minta bantuan agar direhabilitasi,” ujar Reza.
Namun kata Reza, pemikiran di atas bila dilihat dari sudut pandangnya. Kewenangan seluruhnya ada di tangan pihak kepolisian untuk mendalami motiv dari pelaku hingga nekad berbuat seperti jahat.Di atas adalah pemikiran spekulatif saya lho. Polisi yang berwenang untuk mendalami dan memastikan level si pejudi,” pungkasnya.
