Gadis ABG Korban Perdagangan Gangster Sudah Melapor ke Polsek Cempaka Putih
Gadis ABG Korban penyekapan dan perdagangan manusia, telah melapor ke petugas Polsek Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (24/12/2020) malam.
Kejadian yang menimpa pelajar SMP kelas 2 ini, telah ditangani anggota Satreskrim Polsek Cempaka Putih.
“Kasusnya sedang kita tangani dan didalami korban masih kita BAP,”ujar Kanit Reskrim Polsek Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Yuan Iryadi., SIK didampingi Panit Reskrim Ipda Supratman kepada poskota.
Dari hasil pemeriksaan sementara korban, lanjut Iptu Yuan, peristiwa dimulai pada tanggal 19 September 2020.
Saat itu korban dijemput Sidik di rumah dengan alasan mau diajak pergi ke Puncak.
Lalu pada tanggal 27 September, saat korban hendak pulang ke rumah namun hpnya ditahan.
Setelah itu pada tanggal 5 Oktober 2020, korban pergi dijemput sama seorang wanita berinisial F untuk membantu jualan di toko baju miliknya.
“Setelah tanggal 23 November ada kabar bahwa korban sudah tidak ada sama F. Pergi dibawa sama El ke sebuah apartemen di daerah Jalan Pramuka,” katanya.
Lalu pada tanggal 29 November sampai 3 Desember korban kembali pulang dengan HP ditahan pelaku.
“Tidak lama setelah berada di rumah korban kembali berangkat lagi ke apartemen dengan alasan sama orang tua mau mengambil hp. Lalu pada tanggal 17 Desembernya, korban dalam keadaan shock berhasil kabur dari apartemen temennya berinisial GP,” bebernya.
Pada tanggal 23 Desember, lanjutnya, temen-temen korban yang di apartemen pada ke rumah daerah Pamulang perbatasan Bojongsari-Kota Depok untuk jemput Audy kembali. Karena merasa anaknya terancam maka dilaporkan kepada pihak berwajib.”
Sementara itu, terpisah ibu korban, Dewi menambahkan alasan para pelaku mencoba menjemput kembali putrinya karena ada utang uang.
“Dari para temen-temennya itu yang menjemput korban ke rumah alasan karena punya hutang Rp. 1,5 juta. Namun sama pihak keluarga membuat surat pernyataan diatas materai untuk menjamin keamanan anaknya itu,” bebernya.
Karena kerap mengalami kekerasan dan penganiayaan korban yang mempunyai cita-cita menjadi Dokter ini juga sempat ditawarkan melalui aplikasi Mechat dijual ke om-om.
“Anak saya dihargai Rp. 1,5 juta. Namun anak saya tidak laku. Namun terakhir ada om-om yang membeli anak saya, ngasih uang Rp100 ribu dan dipesankan kendaraan online pulang ke rumah,” paparnya.