Emosi Sering Dirampok, Ratusan Warga Sorong Blokade Jalan dan Bakar Ban
SORONG – Suasana Kota Sorong sempat mencekam akibat ratusan warga memblokade Jalan Jendral Sudirman dan membakar ban bekas, tepatnya di Kompleks Pasar Bersama Kota Sorong, Papua Barat , karena kesal kerap menjadi korban perampokan dan penjarahan dalam kurunwaktu sepekan terakhir, Rabu (21/7/2021).
Menurut Muhamad Yunus, emosi warga yang sebagian besar adalah warga non pribumi ini memuncak setelah pada hari Rabu (21/7/2021) subuh, dua rumah di sekitar kompleks pasar bersama dan lima unit mobil dirusak oleh sejumlah perampok. Bahkan seorang wanita sempat ditodong dengan senjata tajam di bagian lehernya.
“Jadi kejadian ini terjadi pada tiga hari lalu dan terakhir pada hari Rabu (21/7/2021) subuh tadi, ada sekitardua rumah dan lima mobil dirusak para perampok. Bahkan seorang korban wanita ditodong dengan parang di leher,” kata Muhammad Yunus warga di sekitar lokasi kejadian, Rabu (21/7/2021).
Menurut Yunus, aksi warga ini merupakan bentuk kekesalan karena menjadi korban pencurian.Sejumlah aksi perampokan ini menurut Muhammad Yunus telah dilaporkan kepada pihak kepolisian agar para pelaku dapat segera ditangkap.
Yunus pun mengatakan pihaknya sudah berusaha menahan warga untuk tidak bertindak anarkis, namun karena warga sudah emosi dan sudah tidak tahan dengan aksi perampokan tersebut, membuat warga marah dan melakukan blokade jalan.
“Kami semua di sini mengatur agar warga tidak bertindak anarkis kami sudah capek dipukul dan barang-barang kami dirusak dijarah oleh pelaku,” kata Muhammad Yunus.
Bahkan warga yang melakukan blokade jalan raya, turun dengan sejumlah senjata tajam serta kayu.Atas sejumlah kasus perampokan yang meresahkan warga setempat, pihak warga mendesak pihak Kepolisian dalam hal ini Polresta Sorong Kota untuk segera menangkap para pelaku perampokan yang diduga lebih dari satu orang tersebut.Bahkan warga dengan tegas mengancam akan turun ke jalan untuk sendiri mencari para pelaku jika pihak kepolisian lambat dalam menangkap mereka.
Menurut Makmur, pihaknya telah mengantongi identitas para pelaku perampokan dan penjarahan tersebut. Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan tokoh adat untuk menindaklanjuti keterlibatan salah satu terduga pelaku.
“Kami sudah berkoordinasi bersama tokoh adat, namun mereka tidak mau untuk memfasilitasi karena anak muda itu sudah sering bahkan berkali-kali membuat onar sehingga orangtuanya tidak mau untuk difasilitasi,” kata Nur Makmur kepada wartawan di lokasi kejadian.
Polisi menyebutkan, pelaku diduga berjumlah delapan orang. Polisi masih mengembangkan kasus ini untuk mencari pelaku. Menurutnya, satu orang terluka dan lima kendaraan rusak akibat perampokan dan penjarahan itu.
Setelah bertemu dengan polisi, warga membuka blokade jalan. Mereka sepakat menyerahkan penyelesaian kasus ini kepada polisi.