Tips Panduan Parenting di Masa Pandemik
JAKARTA – Membuat anak betah di rumah memang bukan perkara mudah khususnya bagi pasien kanker anak. Meski begitu, orang tua harus putar otak agar anak sebisa mungkin merasa nyaman di rumah. Nelly Hursepuny Mpsi, psikologi di Rehabilitasi Medik RS Kanker Dharmais, Jakarta memberikan tips terkait panduan mendampingi anak di rumah saja. Untuk memudahkan, tips ini disingkat PARENTING.
Perhatikan dan penuhi kebutuhan anak. Kebutuhan di sini bukan hanya dalam bentuk fisik seperti makanan sehat dan lingkungan nyaman, namun juga kebutuhan akan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Aturan harus jelas. Menurut Nelly, saat membuat aturan, orang tua harus bisa berkompromi dengan anak dan kemudian aturan tersebut diterapkan secara konsisten. Rendahkan usia 2-3 tahun di atas usia anak
“Tujuannya agar orang tua bisa berpikir dengan cara pikir dan pandangan anak. Menempatkan diri seperti kakak bagi anak-anak. Ini penting terutama bagi yang memiliki anak usia pra remaja, di mana mereka sudah mulai keluar dari aturan orang tua dan lebih mendekat ke teman sebaya,” tutur Nelly. Eratkan ikatan emosional anak dan orangtua. Jujur dan terbuka menjadi kuncinya.
Nasehat bukan prioritas. Memberikan nasehat memang penting tetapi yang lebih diprioritaskan adalah anak yang ingin dimengerti dan didengarkan. Teladan melalui contoh. Dalam hal apapun, orang tua harus menjadi contoh yang baik. jika akan mengajarkan kejujuran, maka jangan mengajarkan anak berbohong. Ingatlah untuk selalu memberikan reward. Lebih baik baik memberikan reward daripada punishment. Nikmati waktu dengan anak.
Pandemik ini harus menjadi momentum untuk mendekatkan diri dengan anak. Gali potensi anak karena masing-masing anak itu unik. “Agar anak tidak bosan, maka berikan kegiatan yang disukai anak sesuai karakternya,” saran Nelly. Bagi anak, bermain bukan sekedar memenuhi haknya. Lebih dari itu, bermain amat penting bagi tumbuh kembangnya.
Bermain berikan banyak manfaat seperti memperkaya wawasan tentang solusi masalah, meningkatkan rasa keberhasilan, mengasah koordinasi motorik, hingga mengasah kemampuan sosial. Bermain juga bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan untuk coping yang merupakan kemampuan untuk menghadapi dan mengatasi tantangan atau masalah dengan baik.
Dikatakan Anna Surti Ariani, S.Psi., M.Si., Psi., psikolog dan Ketua Ikatan Psikologi Klinis Jakarta, terdapat tiga konsep penting seputar dunia bermain anak. ‘Mainan’ yaitu alat yang digunakan, bisa merupakan hasil karya anak. Lalu, ‘permainan’ yaitu aktivitas yang diciptakan, bisa membutuhkan mainan ataupun tanpa mainan. Dan, ‘bermain’ yaitu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kesenangan dan memberikan banyak manfaat bagi anak.
Yang betul-betul memberikan manfaat buat anak bukanlah mainan atau permainan, namun proses bermain yang dilakukan anak. “Orang tua bisa membantu anak untuk menciptakan mainan, mengusulkan permainan yang akan dilakukan, dan bermain bersama anak. Dengan demikian, anak bisa mendapatkan manfaat yang jauh lebih besar untuk mengoptimalkan tumbuh kembangnya,” tandas Anna.