Tak Bisa Sembuh, Penyakit Paru Obstruktif Kronis Intai Perokok di Usia 40 Tahun
Burden of Obstructive Disease (BOLD) mencatat ada 384 juta kasus Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di seluruh dunia pada 2010. Penyakit yang mirip dengan asma ini cukup berbahaya dan bisa menyebabkan kematian apabila tidak ditanggulangi dengan baik.
Penyakit Paru Obstruktif Kronis sendiri merupakan penyakit yang cenderung menimpa generasi tua dan para perokok berat. Biasanya mulai dirasakan pada masyarakat di usia 40 tahun ke atas karena kinerja dan fungsi paru (Faal Paru) terus menurun seiring dengan pertambahan usia.
Spesialis Paru, Prof. Dr. dr. Faisal Yunus, Sp.P(K) FCCP mengatakan penurunan fungsi paru-paru pada manusia memang tidak bisa dihindari. Hanya saja bagi penderita PPOK, kondisi faal paru akan menurun secara drastis dan akan memengaruhi usia seseorang.
“PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronis) itu sifatnya permanen, tidak bisa disembuhkan. Tugas dokter adalah menjaga supaya penurunan faal paru pasien tidak menurun drastis yang berujung pada kecacatan dan kematian lebih cepat,” terang Prof. Faisal, saat dijumpai Okezone di Rumah Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jakarta Timur, Selasa 26 November 2019.
Pada kesempatan ini Prof. Faisal pun memperlihatkan grafik yang menunjukkan tingkat harapan hidup seseorang yang mengalami PPOK. Pada kondisi normal seseorang akan mengalami faal paru secara perlahan dalam kurun waktu yang lama.
“Lain ceritanya dengan orang yang mengalami PPOK, faal parunya akan menukik dengan tajam hingga angka harapan hidup seseorang menurun secara drastis. Kondisi ini akan semakin parah bagi para perokok yang tidak dapat menghentikan kebiasaannya merokok,” lanjutnya.
Biasanya PPOK akan mulai menunjukkan gejalanya apabila kondisi faal paru mencapai angka 60. Gejalanya menyerupai asma, namun masa penyembuhannya lebih lama dan membutuhkan perawatan seumur hidup. Tentunya jika tidak ditanggulangi sejak dini, PPOK bisa memberikan beban ekonomi bagi penderitanya.
“Kalau di Amerika PPOK beban ekonominya tinggi sekali. Kalau asma kan bisa sembuh dalam tempo 2-5 hari saja. Kalau PPOK bisa 2-3 bulan belum sembuh-sembuh. Memang belum ada jumlah pasti berapa ongkos pengobatan PPOK. Tapi satu macam obat saja ada yang harganya sampai sejuta untuk sebulan,” terangnya.
Selain menurunkan angka harapan hidup, seorang penderita PPOK juga memiliki berisiko memiliki beberapa penyakit turunan yang saling berkaitan. Setidaknya ada enam penyakit yang ditemui dari seorang penderita PPOK.
“Kardiovaskular kanker paru dan gangguan asam lambung sering terjadi pada penderita PPOK karena faktor risikonya sama-sama dari asap rokok. Selain itu inflamasi pasa PPOK juga bisa menyebar ke bagian tulang yang menyebabkan osteoporosis. Gangguan anstitas dan sindrom metabolik seperti diabetes serta kolesterol juga turut dialami pasien PPOK,” tuntasnya.