Swab Antigen Elecsys, Metode Baru Deteksi Covid-19 Ini Punya Sensitivitas Hingga 94,5%
JAKARTA – Setahun lebih, pandemi Covid-19 belum juga berlalu. Vaksinasi menjadi salah satu cara untuk mengakhiri pandemi. Menjalankan protokol kesehatan yang ketat dan melakukan tes Covid-19 tetap menjadi hal yang perlu dilakukan setiap individu, terutama bagi mereka yang sudah aktif bekerja dari kantor dan memiliki mobilitas tinggi.
Melakukan tes merupakan langkah penting di masa pandemi. Karena semakin cepat seseorang teridentifikasi dan tertangani, semakin cepat pula wabah virus corona dapat ditanggulangi. Salah satu inovasi terbaru yang dapat dilakukan masyarakat untuk mendeteksi Covid-19 adalah dengan melakukan swab antigen elecsys.
Swab antigen elecsys merupakan metode tes antigen terbaru dengan performa tinggi yaitu dengan sensitivitas 94.5% dan spesifisitas 99.9% pada CT Value < 30 yang berarti mampu mendeteksi lebih akurat sampel dengan jumlah virus yang lebih rendah dibandingkan rapid antigen biasa.
Pengambilan sampel untuk tes ini dilakukan dengan cara usap nasofaring, yakni mengumpulkan cairan atau sampel dari bagian belakang hidung.
Hasil swab antigen elecsys menggambarkan kondisi saat pengambilan sampel. Hasil positif menunjukkan kemungkinan besar terinfeksi SARS-CoV-2, sedangkan hasil negatif tidak menyingkirkan kemungkinan terinfeksi SARS-CoV-2. Penilaian hasil didapatkan dengan melihat keadaan klinis pasien dan hasil pemeriksaan penunjang lain.
Dokter spesialis patologi klinik Siloam Hospitals Surabaya dr. Diane Lukito, Sp.PK mengatakan, swab antigen elecsys memiliki beberapa keunggulan, seperti biayanya yang lebih terjangkau.
“Swab antigen elecsys yang berbasis laboratorium ini memiliki berbagai keunggulan, seperti harga terjangkau dengan hasil lebih akurat karena pemeriksaan sampel dilakukan secara otomatis di dalam alat immunoassay cobas-Elecsys series,” jelas Dokter Diane pada webinar Press Release Swab Elecsys, Kamis (3/6/2021).
“Sehingga, pembacaan hasil lebih terstandar serta dapat digunakan untuk pengujian skala besar dengan jumlah sampel besar dan pelacakan kontak (contact tracing),” tukas sabg dokter.