Fri. Nov 8th, 2024

Berita olahraga dan game online Trans7sport

Link altenatif Nagaliga : nagasuara.com ,trans7sport.com , Prediksinagaliga.com , nagaliga.xyz , nagaliga.me , nagaliga.info , nagaligasbo.com , nagaliga.best , nagaliga.club , nagaliga9.com , nagaligaqq.com , togelnagaliga.com

Obat Sakit Maag Bisa Membantu Mengurangi Keparahan Covid-19

JAKARTA – Obat sakit maag telah menunjukkan hasil yang menarik dalam membantu mengurangi keparahan Covid-19 , terutama bila dikombinasikan dengan aspirin .

Ahli yang meneliti catatan medis para penyintas Covid-19 mengungkapkan sejumlah besar pasien yang dirawat dengan penyakit tersebut juga menderita sakit maag kronis . Menariknya, sebagian besar menggunakan obat bebas yang disebut famotidine.

Ketertarikan pada obat ini di tengah pandemi Covid-19 berkembang setelah dokter di Wuhan menemukan meskipun satu dari lima pasien Covid-19 di atas usia 80 meninggal, mereka yang selamat dilaporkan minum obat sakit maag.

Bahan utama dalam obat tersebut adalah Pepcid dengan para ilmuwan bertanya-tanya apakah obat ini dapat menjadi penyebab mengapa begitu banyak orang yang mampu bertahan dari Covid-19.

Dokter Wuhan menemukan orang tua yang lebih miskin memiliki tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi karena pilihan obat sakit maag mereka. Pasien miskin menggunakan famotidine, yang dijual dengan merek Pepcid di AS dan Inggris, karena lebih murah daripada omeprazole, yang dijual sebagai Prilosec.

Dalam tinjauan terhadap 6.212 catatan medis, dengan banyak pasien yang menggunakan ventilator, para dokter di China menemukan hanya 14% orang lanjut usia yang menggunakan famotidine meninggal. Sementara 27% orang lanjut usia yang menggunakan omeprazole meninggal dunia.


Para ilmuwan percaya pada Covid-19, famotidine mengikat papain seperti protease, enzim yang membantu virus bereplikasi di dalam tubuh dan menghentikan replikasinya.

Profesor teknik biomedis Phil Bourne sekaligus pendiri School of Data Science dan ilmuwan senior UVA Cameron Mura bekerja dengan tim peneliti internasional untuk menganalisis informasi dari database yang menyimpan catatan medis jutaan pasien Covid-19 yang tinggal di 30 negara berbeda.

Dilansir dari Express, Senin (30/8) para peneliti kemudian menyaring jumlah itu menjadi sekitar 22.000 orang, ukuran sampel terbesar untuk studi tentang famotidine dan penyakitnya hingga saat ini.Kesimpulan penelitian tim diterbitkan dalam jurnal Signal Transduction & Targeted Therapy dan ditemukan ketika diberikan dalam dosis tinggi, famotidine tampaknya meningkatkan peluang bertahan hidup untuk pasien Covid-19, terutama bila dikombinasikan dengan aspirin.

Studi ini juga menemukan famotidine membantu mengurangi keparahan virus baru, membantu juga mengurangi membutuhkan ventilator. Mengenai pertanyaan mengapa itu berhasil, para ilmuwan percaya itu karena badai sitokin.

Ketika seseorang sakit, sistem kekebalan mereka melepaskan protein inflamasi yang dikenal sebagai sitokin yang menginformasikan sel-sel kekebalan untuk melawan infeksi. Namun, pada penyakit parah seperti Covid-19, produksi sitokin cenderung tidak terkendali. Famotidine bekerja menekan reaksi itu.

Leave a Reply

Categories

Social menu is not set. You need to create menu and assign it to Social Menu on Menu Settings.