Miliki Harga Selangit, Manjurkah Obat Terapi Covid-19 IVIG?
JAKARTA – Sejak Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengumumkan daftar harga eceran tertinggi (HET) terkait 11 obat yang paling sering digunakan untuk pengobatan Covid-19, nama Intravenous Immunoglobulin (IVIG) menarik perhatian karena harganya yang mahal. Bahkan Intravenous Immuneglobulin 10% 50ml infus dalam bentuk vial dibanderol dengan HET paling mahal hingga mencapai Rp6.174.900.
Tentunya banyak masyarakat yang penasaran, apakah dengan harga mahal yang ditawarkan, Intravenous Immuneglobulin ini mampu memberikan penyembuhan yang cepat apabila diberikan kepada pasien Covid-19?
Influencer Kesehatan sekaligus Dokter Relawan Covid-19, dr. Muhamad Fajri Adda’i mengatakan bahwa dampak mengenai penggunaan Intravenous Immuneglobulin saar ini masih dalam penelitian lebih lanjut. Sebab, uji secara besar memang belum dilakukan.
“Kemanjuran IVIG saat ini hanyalah berdasarkan pada retrospektif (orang sudah pakai dan melihat hasilnya). Beberapa laporan kasus menyebut IVIG bagus. Itulah mengapa beberapa orang mencoba menggunakannya,” terang dr. Fajri, saat dihubungi MNC Portal, Sabtu (3/7).
Lebih lanjut, dr. Fajri menjelaskan bahwa IVIG digunakan pada pasien dengan kondisi Covid-19 berat, di mana dokter, klinisi, atau keluarga pasien akan mengusahakan cara apapun yang ada.
Berbeda dengan ivermectin yang sata ini sering digunakan pula dalam pengobatan Covid-19. Bedanya, ivermectin kan digunakan pada kondisi pasien Covid-19 sedang dan bukan berat.
“Selain itu penelitian tentang ivermectin sudah banyak bahkan sampai meta analisisnya, menyatakan belum terbukti. Kalau IVIG masih dalam proses on going. Ivermectin sudah banyak studinya, dan saat ini kita tidak bisa mengkomparasi ivermectin dengan IVIG,” tutupnya.