Masalah Kulit Ini Bisa Muncul pada Pasien COVID-19
JAKARTA – Infeksi COVID-19 mempunyai banyak gejala . Selain batuk kering, demam, anosmia, hingga sesak napas, masalah atau kelainan kulit juga kerap dialami pasien COVID-19.
Salah satunya ruam kulit , yang merupakan salah satu gejala infeksi COVID-19 yang kerap muncul bersamaan dengan sejumlah gejala lain. Diketahui, kejadian infeksi COVID-19 yang bermanifestasi pada kulit dilaporkan sebesar 0,2%-20% di seluruh dunia.
Dermatologis ZAP Clinic dr. Novi Junita, M Biomed, SpKK mengatakan, hingga kini belum diketahui secara pasti melalui jalur mana virus COVID-19 bisa menginfeksi kulit. Namun, salah satunya, virus ditengarai masuk melalui saluran napas dan mukosa, kemudian menyebar ke peredaran darah sistemik atau seluruh tubuh, yang disebut viremia.
“Normalnya, sepertiga dari peredaran darah sistemik ini akan disuplai ke dalam kulit, sehingga virus juga bisa ikut masuk ke dalam kulit atau disebut penyebaran secara hematogen,” kata dr. Novi Junita melalui siaran pers ZAP Clinic, Kamis (22/7).
Dia menjelaskan, kemungkinan lain adalah, virus masuk ke kulit melalui kontak langsung, di mana seseorang yang memiliki mikrolesi pada kulit bersentuhan langsung dengan droplet penderita COVID-19, misalnya ketika bersalaman.
Selain ruam kulit, gejala COVID-19 lain pada kulit yakni ‘covid toes’. Kondisi ini cukup sering ditemukan dan tandanya adalah jari-jari kaki terasa nyeri, gatal, bengkak, dan berwarna kemerahan hingga keunguan.
“Hal ini disebabkan oleh terjadinya thrombosis vasculopathy, yang menyebabkan peredaran darah di ujung jari terganggu sehingga suplai oksigen berkurang dan memicu inflamasi,” jelasnya.
Dokter Novi menjelaskan, ‘covid toes’ dapat sembuh tanpa pengobatan dalam periode 1-3 minggu. Namun, penderita COVID-19 juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman pada kulit dengan mengompresnya menggunakan air hangat, menjaga suhu ruangan tetap hangat, mengganjal kaki dengan bantal waktu tidur, dan hindari merokok.
Sementara itu, pengobatan juga dapat diberikan kepada pasien. “Bisa menggunakan salep yang mengandung steroid secara topikal, pemberian nifedipine, atau pentoxifyline pada kasus yang berat, sesuai dengan anjuran dokter,” kata dr. Novi.