Gara-Gara Renovasi Rumah, Puluhan Remaja Menderita Leukemia
Kabar duka dalam dunia kesehatan menimpa wilayah Sichuan, China Barat Daya. Sekira 90 persen dari 40 anak menderita leukemia (kanker darah) dan dirawat di bangsal Rumah Sakit Rakyat Provinsi Sichuan. Kabarnya penyakit leukemia tersebut disebabkan oleh aktivitas renovasi rumah yang dilakukan oleh keluarga mereka.
Kabar duka tersebut diungkapkan langsung oleh Wakil Direktur Departemen Pediatri Rumah Sakit, Zhou Chenyan. Ia menjelaskan beberapa di antara anak tersebut dalam kondisi botak dan wajib menjalani serangkaian proses kemoterapi dan radioterapi untuk menyembuhkan penyakit leukemia.
Zhou mengatakan lebih dari 70 persen pasien yang berasal dari Sichuan baru saja melakukan renovasi pada rumah mereka. Sama seperti merokok yang terkait dengan kanker paru-paru, bahan kimia yang digunakan dalam membangun rumah disinyalir menjadi penyebab utama leukemia.
Ia bahkan menyebut salah satu bahan kimia yang biasanya digunakan untuk melakukan renovasi rumah, salah satunya adalah formaldehyde. Formaldehyde adalah bahan kimia yang tidak berwarna dan tidak berbau yang digunakan dalam lem dan resin dalam bahan bangunan contohnya adalah papan serat.
Secara luas formaldehyde dianggap sebagai karsinogen dan telah dikaitkan dalam penelitian dengan beberapa bentuk kanker darah. Undang-undang yang mengatur kualitas udara dalam ruangan di China telah membatasi formaldehyde di rumah menjadi 0,1 miligram per meter kubik.
Sayangnya peraturan ini sering diabaikan dan pemilik rumah sering kembali ke rumah sebelum asap beracun dari formaldehyde menghilang sepenuhnya. Pada tahun lalu terdapat kasus kematian yang membuat seorang wanita menuntut aplikasi sewa Ziroom ke pengadilan.
Wanita yang diidentifikasi sebagai Wang tersebut menuduh apartemen di Hangzhou, Tiongkok Timur karena telah membunuh suaminya. Ia menemukan konsentrasi formaldehyde yang tinggi dalam cat di dinding yang menyebabkan suaminya menderita leukemia akut dan meninggal dunia setelah tiga bulan pindah menuju apartemen.
Sebagaimana dilansir South China Morning Post, Senin (2/12/2019), Zhou mengonfirmasi bahwa banyak pasien anak-anak yang jatuh sakit setelah melakukan renovasi rumah. Salah satunya adalah Liu Wei yang berprofesi sebagai mantan juru masak di Sichuan. Anak Liu yang bernama Xuntao mengalami leukemia pada 2012.
“Xuntao sudah sejak dua tahun lalu terus mengalami demam dan gejala pilek berat. Saya harus berhenti dari pekerjaan untuk berkonsenterasi merawatnya. Liu mengatakan sejak 2012 keluarganya telah menghabiskan biaya lebih dari 1 juta yuan atau sekira Rp2 miliar untuk pengobatan Xuntao,” terang Liu.
Kabarnya bahan bahan kimia berbahaya ini digunakan seluruh pedagang bangunan saat ini. Zhou mengatakan anak-anak didiagnosis dengan leukemia memerluka rata-rata dua hingga tahun perawatan yang bisa menelan biaya sekira 300 yuan atau Rp600 juta.
Gao Yukang yang bekerja sebagai seorang petani di Sichuan juga mengalami nasib apes setelah putrinya didiagnosis menderita leukemia pada 2017 silam. Empat tahun sebelumnya keluarga Gao menghabiskan sekira 500 ribu yuan atau Rp1 miliar untuk membangun rumah di desa mereka dan pindah seminggu setelah rumah selesai dibangun.
Dalam tempo dua tahun putrinya yang bernama Zhaoruoyi mulai mengalami sakit kepala dan batuk dan akhirnya kehilangan nafsu makan. Mereka juga menyalahkan penggunaan formaldehyde yang menyebabkan putrinya mengalami leukemia. Sejak didiagnosis bocah berusia 14 tahun tersebut juga telah dirawat di Rumah Sakit Rakyat Provinsi Sichuan.
“Bagian yang paling sulit adalah ketika ia berhenti makan. Saya tidak tahu apa yang ingin ia makan. Dia tidak akan makan apapun. Saya tidak bisa menyerah terhadap situasi itu. Saya percaya obat dapat menyembuhkannya. Itu satu-satunya halan ke depan. saya percaya bahwa putri saya akan pulih,” terang Gao.
Karena sebagaian penderita leukemia berasal dari keluarga miskin, Zhou yang juga menjabat sebagai direktur kantor manajemen awal rumah sakit mengatur penggalangan dana untuk membantu menutupi biaya pengobatan yang sangat tinggi. Tak hanya itu Zhou juga membentuk tim untuk menghilangkan formaldehyde pada rumah-rumah yang baru direnovasi di Chengdu.
Tim terdiri dari lima hingga 10 orang dan mereka akan menyemprotkan zat penghapus formaldehyde ke furniture, dinding dan area lain yang terdampak untuk menertralkan bahan kimi berbahaya tersebut. Tim ini menghasilkan sekira 300 yuan atau Rp600 ribu per hari untuk melakukan pekerjaan ini. Selain itu proyek ini juga dapat membantu untuk meningkatkan kesadaran masyarakat rentang risiko leukemia yang disebabkan oleh renovasi.