Didik Anak Agar Tahan Banting lewat Kasus Corona, Ini yang Bisa Dilakukan Orangtua
JAKARTA – Wabah virus corona yang sedang menjadi keprihatinan dunia saat ini dapat dimanfaatkan orangtua untuk mendidik anak mereka menjadi sosok yang tahan banding dan optimistik. Bagaimana caranya?
Diadaptasi dari buku karangan dua akademisi asal Amerika Serikat, Stewart Friedman dan Alyssa Westring, yang berjudul “PARENTS WHO LEAD: The Leadership Approach You Need to Parent with Purpose, Fuel Your Career, and Create a Richer Life”, berikut hal-hal bijak yang bisa dilakukan orangtua pada anak-anak di tengah maraknya kasus COVID-19.
Pertama, ketimbang ikut menambah kekhawatiran anak, orangtua bisa memanfaatkan pemberitaan seputar wabah corona dengan membangun keyakinan betapa Anda sangat bernilai buat keluarga. “Ingatkan anak-anak apa yang menjadi concern utama mereka di dalam keluarga dan alasannya. Apakah kejujuran, kepercayaan, kebaikan, penerimaan, atau keadilan?” kata Friedman, seperti dilansir laman Business Indiser.
Ambil contoh, kalau keluarga Anda sangat mengutamakan kejujuran, dari kasus corona ini Anda bisa menyampaikan bahwa tak boleh ada yang ditutup-tutupi. Kenyataan betapa pun pahitnya, harus diungkap secara jujur. Seperti kalau kita mengidap corona, jangan takut untuk mengatakannya.
Contoh lain, anak Anda sedih karena tak bisa ikut acara sekolah atau pergi ke ulang tahun teman gara-gara wabah corona. Anda bisa menjelaskan kalau keputusan ini demi kebaikan bersama dan menunjukkan betapa dia peduli kepada sesama. Bukankah lebih baik diam di rumah ketimbang bersosialisasi di tengah lingkungan yang kemungkinan sedang terjangkiti corona? Membentuk mindset seperti itu pada anak-anak bakal memproteksi si kecil dari perasaan tak berdaya gara-gara wabah corona.
Kepada anak yang sudah cukup dewasa, lanjut Friedman, orangtua dapat berdiskusi lebih kompleks mengenai perbedaan di dalam keluarga, bahkan di masyarakat. Anda bisa memulai obrolan tentang betapa penting menolak ajakan untuk menghindari orang-orang yang berasal dari Asia. Jelaskan betapa tindakan seperti itu dapat menanamkan stigma tak baik terhadap orang lain, yang seharusnya tidak boleh terjadi.
Hal terakhir yang tak kalah penting, saat berbicara, gunakanlah nada suara yang positif serta bahasa yang menggugah optimisme. Tapi, bukan berarti Anda harus menyembunyikan kebenaran. Intinya, berbicaralah dengan nada optimistis agar anak tidak merasa takut secara berlebihan.
“Walau takut terinfeksi virus corona, namun masih ada cara-cara yang bisa mencegahnya. Misalkan dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker saat tubuh sedang sakit, atau makan makanan bergizi agar tak mudah terjangkiti virus,” pungkas Friedman.