Bisa Serang Hewan dan Manusia, Kenali Gejala dan Penularan Antraks
JAKARTA – Sebanyak 30 orang di Gunung Kidul, Yogyakarta, positif terserang antraks. Kasus ini terjadi di dua kecamatan berbeda, yakni Kecamatan Semanu dan Saptosari. Berdasarkan pengamatan, dilaporkan bahwa penyakit ini berasal dari bakteri bacillus anthracis saat mengolah pupuk kandang.
“Kalau untuk antraks masih bisa terjadi dan berulang di Gunung Kidul karena persoalan perilaku. Sebagaimana disampaikan bahwa mereka anggap ternak yang sakit itu, mereka enggak mau kehilangan. Yang sakit ya mereka cepet-cepet potong lalu dibagikan, dan bagi mereka itu amalan,” ungkap Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes dr. Anung Sugihantono, M.Kes dalam keterangan resminya.
Lantas penyakit seperti apakah antraks itu?
Antraks merupakan penyakit yang disebabkan bakteri bacillus anthracis
yang dapat menyerang hewan dan manusia. Masa inkubasi penyakit ini selama 7 hari, tapi umumnya berkisar antara 2-5 hari. Penyakit ini memiliki beberapa gejala dan tanda yang dapat diketahui. Namun, itu semua tergantung pada bagimana seseorang terinfeksi.
“Antraks kulit, masuk ke tubuh melalui luka atau luka lain pada kulit. Sejauh ini, ini merupakan jalan infeksi yang paling umum terjadi. Ini juga yang paling ringan. Dengan perawatan yang tepat, antraks kulit jarang berakibat fatal. Tanda dan gejala antraks kulit meliputi benjolan besar yang gatal menyerupai gigitan serangga yang dengan cepat berkembang menjadi luka tanpa rasa sakit dengan bagian tengah berwarna hitam, pembengkakan pada kelenjar getah bening dan sekitarnya,” papar dr. Anung.
“Di sisi lain, pasien antraks pencernaan akan mengalami demam, mual, muntah darah, nafsu makan menurun, nyeri perut hingga diare berdarah. Sementara pada antraks pernafasan gejalanya demam, batuk, sesak nafas,” lanjutnya.
Antraks bisa ditularkan melalui udara yang mengandung spora bakteri, makanan atau daging yang terkontaminasi bakteri antraks, rumput mengandung spora bakteri antraks, produk hewan mengandung bakteri antraks dan bahan pakan yang terkontaminasi bakteri antraks.
Tidak ada bukti bahwa antraks ditularkan dari orang ke orang, tetapi ada kemungkinan lesi kulit antraks dapat menular melalui kontak langsung. Biasanya, bakteri antraks masuk ke tubuh melalui luka di kulit. Seseorang juga dapat terinfeksi dengan memakan daging yang terkontaminasi atau menghirup spora.
“Maka upaya pemerintah, mereka menyiapkan dana untuk ganti biaya ternak hewan yang sakit agar tidak dipotong dan dibagikan. Jadi sapi itu bisa dijual seharga 3 juta saat sakit. Kemudian dipotong oleh jagal atau pemotong hewan yang memang spesialis hewan sakit. Ini yang harus dilakukan disamping transfer atau transportasi dari hewan, makan hewan, dan pupuk,” tandasnya.