Berperan Penting dalam Mencegah Stunting, Posyandu Lakukan Rebranding
JAKARTA – Guna menyuarakan perubahan pada peningkatan kualitas pelayanan, Posyandu secara resmi melakukan rebranding denganmenggunakan logo dan tagline baru yaitu “Posyandu Sahabat Masyarakat”.
Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat – Kementerian Kesehatan , dr Imran Agus Nurali SpKO, mengatakan, perubahan ini diharapkan dapat menggambarkan Posyandu yang diinginkan masyarakat yaitu menjadi wadah berinteraksi, belajar, mengedukasi dan memberdayakan masyarakat itu sendiri.
“Rebranding Posyandu bertujuan untuk melakukan perubahan terhadap kualitas pelayanan Posyandu agar ke depan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan semakin diminati oleh masyarakat,” ucap dr Imran dalam Konferensi Pers Virtual, baru-baru ini.
Dia menjelaskan, terlepas dari kondisi kurang mendukung yang masih dialami Posyandu hingga sekarang, dari survei online (Juni 2021) Evaluasi Posyandu sejumlah 4.883 (100%) responden menyatakan bahwa Posyandu sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat, walaupun demikian hampir 90% responden menyatakan bahwa Posyandu perlu perubahan.
“Masyarakat berharap agar ke depan, Posyandu dapat menjadi center of excellent, pusat pelayanan yang terintegrasi, berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat, semakin diminati oleh masyarakat, dan mengharapkan agar pemerintah mampu memfasilitasi sarana, prasarana, dan sumber daya manusia pengelola Posyandu,” terang dr Imran.
Sementara itu, Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan BKKBN, I Made Yudhistira D, M.Psi menuturkan Posyandu penting untuk menjaga kesehatan dan gizi anak dan edukasi keluarga bagi tumbuh kembang anak.
Pelayanan Kesehatan seperti KB, imunisasi, pemeriksaan ibu hamil, pemberian suplemen dan pemberian makanan tambahan dapat diberikan layanan langsung di Posyandu.
“Dalam upaya percepatan penurunan stunting, peran dan fungsi dari Posyandu sangat strategis. Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak balita mengalami stunting,” ujar Made.
Dia menambahkan Gizi buruk pada ibu hamil dan bayi yang masih sering ditemui seperti pengetahuan ibu yang kurang memadai, infeksi berulang kali, sanitasi yang buruk, serta terbatasnya layanan kesehatan menjadi penyebab angka stunting di Indonesia masih menjadi pekerjaan yang harus segera diselesaikan.
“Melalui Program unggulan yang ada di Posyandu adalah pemantauan rutin dari perkembangan balita, mulai dari usia 0 hingga 24 bulan yang terus dipantau dengan kartu sehat secara gratis. Dengan adanya kartu sehat, balita bisa dimonitor secara rutin oleh kader/petugas gizi/bidan di Posyandu dapat membantu mendeteksi bila ada kecurigaan ke arah stunting pada anak,” papar Made.