Apa Saja Manfaat dan Keuntungan Crossfit untuk Kesehatan?
JAKARTA – Olahraga CrossFit belum lama ini mendadak menjadi perbincangan publik, menyusul meninggalnya aktor Ashraf Sinclair. Sebelum mengembuskan napas terakhir, suami Bunga Citra Lestari itu dilaporkan sempat menjalankan olahraga CrossFit. Dia diketahui berlatih di pusat kebugaran selama satu jam dengan didampingi pelatihnya, Oka Tripambudi.
Mungkin masih banyak yang belum tahu dan bertanya-tanya, olahraga jenis apakah CrossFit ini? Apa saja manfaat dan keuntungannya buat kesehatan?
Spesialis kedokteran olahraga, Dr. Andi Kurniawan, Sp.KO menjelaskan bahwa CrossFit merupakan jenis olahraga yang menggunakan banyak latihan beban. Aktivitas fisik ini tergolong intensitas tinggi (HIPT) lantaran mencakup latihan fungsional, atau latihan yang meniru gerakan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Gerakan fungsional, seperti squat, kettlebell swings, powerlifting, senam, angkat besi hingga dayung.
“Olahraga CrossFit itu sebenarnya olahraga yang komponennya itu lebih banyak latihan beban. Gerakannya seperti powerlifting, seperti gerakan angkat besi,” ungkap Dr. Andi saat dihubungi SINDOnews, belum lama ini.
CrossFit menjadi olahraga yang sangat populer beberapa tahun belakangan. CrossFit dipraktikkan oleh anggota dari 13.000 gym lebih yang berafiliasi di 120 negara. Di Amerika Serikat saja, ada lebih dari 7.000 gym yang menawarkan program ini. Diperkirakan ada sekitar 4 juta CrossFitters, dan para anggotanya yang menjalankan olahraga ini untuk kekuatan otot.
“Terus di situ diperlukan kekuatan otot dan tujuannya adalah membangun power. Power itu adalah kekuatan otot dengan speed. Untuk meningkatkan power ototnya. CrossFit itu lebih ke otot. Banyak komponen ototnya daripada komponen jantungnya,” terang Dr. Andi.
“CrossFit itu olahraga yang dibutuhkan skill dan dibutuhkan kekuatan otot yang cukup baik. Artinya disarankan orang-orang yang mendalami atau mengikuti CrossFit itu otang-orang yang sudah terlatih atau dia sudah memiliki basic kekuatan otot yang cukup baik sehingga dia belajar skill-nya untuk melakukan CrossFit,” tambahnya.
Sementara, CrossFit sendiri saat ini sudah umum di Indonesia. Banyak kelompok yang sudah menjalankan jenis olahraga ini. Apalagi jika mengingat manfaat yang dihasilkan dari CrossFit sangatlah besar, sehingga tidak mengherankan jika banyak orang mulai dari kalangan public figure menekuni CrossFit.
“Sekarang itu sudah banyak komunitas-komunitas atau tempat melakukan CrossFit. Pada prinsipnya, enggak ada yang salah dengan tempat itu, malah bagus. Ketika kita melakukan olahraga CrossFit sangat singkat, kalori yang terbakar sangat banyak, terus terjadi penurunan berat badan yang oke. Terus terjadi pembentukan masa ototnya cukup bagus, jadi enggak ada yang salah sih dengan olahraga CrossFit ini,” ujar Dr. Andi.
Lebih lanjut, dokter yang bertugas di Eminence Sports Medicine and Human Performance Centre itu mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada penelitian yang menyebutkan bahwa CrossFit berisiko menyebabkan kematian. Oleh karena itu, Dr. Andi menekankan untuk tidak menghubungkan CrossFit dengan kematian Ashraf Sinclair.
“Beberapa penelitian jarang sekali menyebutkan CrossFit itu berisiko kematian. Ya, memang ada beberapa laporan yang risiko cederanya CrossFit cukup tinggi tapi risiko cederanya itu pinggang, risiko cedera bahu atau mungkin cedera punggung. Itu risikonya tapi ketika berkaitan dengan Ashraf Sinclair, Ashraf itu pasien saya banget waktu dulu di Sports Clinic Senayan, kemudian Sports Clinic di Kemang. Dia itu orang yang punya keluhan sedikit langsung pergi ke dokter dan beresin ototnya,” kata dia.
“Jadi main CrossFit enggak enak ototnya, dia langsung ke dokter. Saya rasa Ashraf itu bukan orang yang maksain gitu. Dia olahraga sejak lama. Saya tahu banget dia olahraga menekuni CrossFit sejak lama dan dia tuh orang yang aware dan care sama tubuhnya sendiri. Jadi kalau ada keluhan sedikit, dia langsung datang ke dokter dan melakukan treatment. Setahu saya Ashraf itu bukan orang yang maksa tubuhnya melakukan gerakan yang melebihi kemampuannya,” tutup Dr. Andi.