Warga Iran di AS: Kematian Soleimani Buka Pintu Para Pembangkang
CULVER CITY – Kematian jenderal top Iran Qassem Soleimani dapat membuka “jendela” bagi para pembangkang untuk menantang pemerintahan yang melemah di Teheran. Penilaian itu diungkapkan pemimpin pro-demokrasi yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Soleimani tewas dalam serangan rudal yang ditembakkan drone AS ke kendaraan yang ditumpanginya saat meninggalkan bandara Baghdad, Irak, pekan lalu. Serangan mengejutkan pada tokoh yang membangun jaringan milisi bersenjata di penjuru Timur Tengah itu menjatuhkan wilayah itu dalam krisis baru dan potensi perang besar.
“Ini sudah lama terlambat,” ungkap Nasser Sharif, presiden Masyarakat California untuk Demokrasi di Iran saat wawancara dengan Reuters. Sharif menjelaskan, Soleimani menggunakan taktik represif pada rakyat Iran, menebar ketakutan melalui Pasukan Quds dan mendukung pemerintahan Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Dia menyatakan, “Soleimani mendorong agenda memperluas teror di penjuru Timur Tengah. Dia bertanggung jawab atas kematian ribuan orang. Saat komunitas kita di sini mendengar kabar ini ini mengejutkan.”
California Selatan menjadi tempat tinggal terbesar warga Iran di luar negeri. “Ratusan keturunan Iran-Amerika pro-demokrasi akan bertemu pada Sabtu (11/1) untuk membahas perkembangan lebih lanjut setelah kematian Soleimani,” kata Sharif.
Soleimani dianggap sebagai pahlawan nasional bagi banyak warga Iran tapi dianggap tokoh berbahaya bagi Barat yang menentang meluasnya pengaruh Iran di Timur Tengah.
Sharif menjelaskan, para pembangkang di dalam dan luar Iran menganggap kepemimpinan di Teheran rentan, lemah secara keuangan dan dianggap represif oleh Barat. Kematian Soleimani pun dianggap sebagai peluang untuk munculnya pemberontakan demokratis.
“Ini mungkin membuka jendela bagi demonstran Iran untuk keluar ke jalanan lagi. Organisasi kami tidak ingin perang. Kami ingin perubahan oleh rakyat Iran,” papar Sharif.