Vladimir Putin Kecam Sanksi ‘Gila’ Negara-Negara Barat
St Petersburg: Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam keras serangkaian sanksi ekonomi yang dijatuhkan negara-negara Barat atas “operasi militer khusus” Moskow ke Ukraina sejak 24 Februari. Kubu Barat, terutama Amerika Serikat (AS), melabeli apa yang dilakukan Rusia di Ukraina sebagai sebuah invasi.
“Blitzkrieg ekonomi terhadap Rusia tidak akan pernah berhasil sejak awal,” kata Putin dalam sebuah forum di St Petersburg pada Jumat malam. Blitzkrieg merujuk pada istilah serangan kilat yang dilancarkan kelompok Nazi di era Perang Dunia II.
Menurut Putin, serangkaian sanksi ini justru “lebih berdampak buruk” kepada mereka yang menjatuhkannya.
“Kami mampu mengatasi sanksi-sanksi gila ini,” tegas Putin, dikutip dari Independent, Sabtu, 18 Juni 2022.
Banyak negara Barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia dalam rangka memberikan hukuman atas invasi ke Ukraina. Namun di waktu bersamaan, beberapa negara Barat juga berhati-hati dalam menjatuhkan sanksi dalam upaya melindungi kepentingan dan perekonomian mereka.
Putin mengeklaim bahwa rentetan sanksi terhadap Rusia ini dapat membuat Uni Eropa (UE) kehilangan lebih dari USD400 miliar.
Orang nomor satu di Negeri Beruang Merah itu mengatakan bahwa inflasi meningkat di 27 negara anggota UE. Tanpa mengelaborasi, Putin juga mengatakan bahwa kepentingan sebenarnya dari masyarakat Eropa telah dikesampingkan dalam konteks penjatuhan sanksi.
Dalam rangkaian sanksi terbaru, Inggris menbidiki Patriarch Kirill, kepala Gereja Ortodoks Rusia, dan juga Komisaris Hak-Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova. Keduanya akan terkena pembekuan aset, larangan perjalanan dan sanksi lainnya terkait transportasi.
Beberapa sekutu Putin, termasuk empat kolonel militer Rusia, juga terkena sanksi ekonomi serupa. “Kami tidak akan lelah dalam membela kebebasan dan demokrasi, dengan terus menekan Putin hingga Ukraina mencapai kesuksesan,” ungkap Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss.