Turki Tahan 208 Migran Afghanistan dalam Perjalanan Laut ke Italia
ANKARA – Otoritas Turki mencegat satu kapal yang membawa lebih dari 200 migran Afghanistan di laut Aegea menuju Eropa.
Pencegatan itu dilaporkan penjaga pantai Turki dan Organisasi Internasional untuk Migrasi pada Rabu (28/7).
Pencegatan di dekat pantai barat Turki terjadi ketika ratusan warga Afghanistan menyeberang ke Turki timur dari Iran.
Gelombang pengungsi itu terjadi setelah meningkatnya kekerasan di Afghanistan ketika Amerika Serikat (AS) dan sekutu NATO mundur serta pejuang Taliban merebut banyak wilayah.
Warga Afghanistan telah bertahun-tahun menyeberang dari Iran ke Turki dan banyak dari mereka dalam perjalanan ke Eropa. Namun jumlah penahanan bulan ini telah menimbulkan kekhawatiran tentang gelombang baru para pengungsi ke Eropa.
Para pejabat Turki mengatakan pekan lalu mereka telah menahan 1.500 migran gelap, kebanyakan dari mereka adalah warga Afghanistan, di dekat perbatasan Iran dalam 10 hari sebelumnya.Para migran yang dicegat di Laut Aegea diyakini sedang dalam perjalanan ke Italia,” ungkap pejabat penjaga pantai Turki.
“Dari 231 migran di kapal, 208 adalah warga Afghanistan dan migran lainnya dari Suriah, Iran, Eritrea dan Pakistan,” ujar pejabat itu.
Penjaga pantai menahan dua warga negara Turki yang mengemudikan kapal dan mengawal para migran ke pusat deportasi di kota Ayvacik, Turki barat.
Pemerintahan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menampung 3,7 juta pengungsi Suriah. Kini Turki ingin menghindari gelombang pengungsi lainnya tinggal di negara itu.
Menteri Pertahanan Turki Hulusi Akar mengatakan dua pekan lalu bahwa Turki memantau dengan cermat setiap masuknya migran Afghanistan.
Turki sedang membangun tembok sepanjang 64 km di perbatasan Iran di provinsi timur Van, tempat banyak migran menyeberang.
Badan pengungsi PBB, UNHCR, mengatakan ada lebih dari 100.000 pencari suaka Afghanistan di Turki tahun lalu.
Jumlah tersebut dapat terus meningkat seiring gejolak konflik yang semakin memburuk di Afghanistan. Titik terang perdamaian antara Taliban dan pemerintah Kabul belum terlihat.