“Turki Perang Lawan Rusia 16 Kali dan Akan Bertarung Lagi”
ANKARA – Seorang anggota dewan ahli yang menasihati Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengisyaratkan bahwa Ankara siap berperang melawan Rusia setelah ketegangan di Provinsi Idlib, Suriah, meningkat selama 24 jam terakhir.
Mesut Hakki Casin—anggota Dewan Keamanan dan Kebijakan Luar Negeri Turki—yang memberi nasihat kepada Erdogan, membuat komentarnya tak lama setelah 33 tentara Turki tewas dalam serangan udara oleh pasukan pemerintah Suriah yang didukung Rusia di Provinsi Idlib.
“Kami (Turki) telah (perang) melawan Rusia 16 kali di masa lalu, dan kami akan bertarung lagi,” katanya, seperti dikutip Russia Today, Jumat (28/2/2020) malam.
Penasihat Erdogan itu menunjuk pada populasi Muslim Rusia yang cukup besar dan mengklaim bahwa negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu akan dihancurkan dari dalam jika terjadi konflik bersenjata antara Moskow dan Ankara.
NATO telah mengadakan pertemuan darurat untuk membahas situasi di Idlib pada hari Jumat, menyusul permintaan oleh anggotanya; Turki. Para pejabat di Ankara berjanji akan membalas rezim Damaskus setelah pasukannya diserang.
Sementara itu, Moskow mengatakan bahwa Angkatan Darat Suriah menangkis serangan oleh kelompok teroris Hayat Tahrir al-Sham (HTS), sebuah cabang al-Qaeda di Suriah. Moskow juga mengecam Turki karena tentara Ankara berada di antara para militan teroris tersebut.
Rusia menjelaskan bahwa Ankara gagal memberi tahu tentang kehadiran personelnya di Idlib sehingga jadi korban serangan udara rezim Suriah.
Ketegangan memuncak di Idlib dalam beberapa minggu terakhir. Provinsi di Suriah ini masih menjadi benteng terakhir kelompok pemberontak baik moderat maupun kelompok militan anti-pemerintah Presiden Bashar al-Assad.
Ankara menuduh Damaskus melanggar gencatan senjata dan mengebom warga sipil di Idlib. Sebaliknya, Rusia mengatakan bahwa Turki telah gagal memenuhi janjinya untuk membersihkan zona deeskalasi Idlib dari kelompok militan.
Rusia dan Turki telah melakukan beberapa perang besar sejak abad ke-16. Terakhir kali kedua negara berperang satu sama lain adalah selama Perang Dunia I (1914-1918).