Trump: 52 Target Iran Akan Hancur Jika Mereka Serang Aset AS
WASHINGTON – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mewanti-wanti Iran untuk tidak menyerang aset atau warga AS yang berada di kawasan Timur Tengah. Trump mengatakan, pihaknya sudah mengunci 52 sasaran di Iran, yang akan siap dihancurkan, jika Teheran melakukan serangan.
“Iran sedang berbicara dengan sangat berani tentang menargetkan aset-aset AS tertentu sebagai balas dendam karena kita membersihkan dunia dari pemimpin teroris mereka yang baru saja membunuh seorang Amerika dan melukai banyak orang lain, belum lagi semua orang yang telah dia bunuh sepanjang hidupnya, termasuk baru-baru ini ratusan demonstran Iran,” kata Trump merujuk pada pemimpin pasukan elit IRGC, Qasem Soleimani.
“Dia sudah menyerang Kedutaan kita, dan bersiap untuk serangan tambahan di lokasi lain. Iran telah menjadi masalah selama bertahun-tahun,” sambungnya dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya., seperti dikutip Sindonews pada Minggu (5/1/2020).
Trump menuturkan, 52 sasaran tersebut mewakili 52 orang staff Kedutaan Besar AS di Teheran yang disandera selama 444 hari. Ke-52 orang AS tersebut ditangkap pada bulan November 1979, saat Revolusi Islam terjadi, yang juga merupakan awal dari rusaknya hubungan AS dan Iran.
“Biarkan ini berfungsi sebagai peringatan bahwa jika Iran menyerang orang Amerika, atau aset Amerika, kami menargetkan 52 situs Iran, beberapa di tingkat yang sangat tinggi dan penting bagi Iran dan budaya Iran, dan target itu, dan Iran sendiri, respon itu akan sangat cepat dan keras. AS tidak menginginkan ancaman lagi!” tukasnya.
Sebelumnya, Presiden Iran, Hassan Rouhani menyatakan belasungkawa atas tewasnya Soleimani. Ia menekankan, bahwa Iran dan negara-negara bebas lainnya di wilayah itu akan membalas dendam atas tindakan AS itu.
Rouhani menyebut, serangan AS itu sebagai tindakan pengecut dan keji dan merupakan tanda lain dari rasanfrustrasi, kelemahan dan ketidakberdayaan Washington di kawasan.”Perasaan kebencian di pihak negara-negara regional terhadap rezim agresor ini yang telah melanggar semua prinsip dan norma manusia dan hak internasional dengan kebrutalan yang paling tidak manusiawi, merekam stigma lain di halaman-halaman mesum negara ini,” ujarnya.