Tragedi Beirut: Ledakan 2.750 Ton Amonium Nitrat Serasa Bom Hiroshima
BEIRUT – Ledakan mengerikan di Beirut pada Selasa malam telah memicu tragedi di Ibu Kota Lebanon tersebut, di mana 73 orang meninggal dan ribuan lainnya terluka.
Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan penyebab ledakan mengerikan di Beirut adalah 2.750 ton amonium nitrat yang disimpan di gudang pelabuhan tanpa penanganan keamanan. Sedangkan Gubernur Beirut Marwan Abboud menggambarkannya seperti petaka bom atom di Hiroshima, Jepang, peringatan 75 tahunnya akan berlangsung pekan ini.
“Ledakan ini bencana nasional yang mirip dengan (bom) Hiroshima,” kata Gubernur Abboud.
Sebagian besar area di Beirut, Ibu Kota Lebanon, hancur. Hari ini, Rabu (5/8/2020), ditetapkan sebagai hari berkabung nasional Lebanon.
“Tidak dapat diterima bahwa pengiriman 2.750 ton amonium nitrat telah ada selama enam tahun di sebuah gudang, tanpa mengambil langkah-langkah pencegahan,” kata PM Diab dalam pertemuan dewan pertahanan, yang disampaikan seorang juru bicaranya pada konferensi pers, Rabu (5/8/2020) dini hari.
“Itu tidak bisa diterima dan kita tidak bisa diam tentang masalah ini,” katanya lagi, seperti dikutip AFP.
Sekretaris Jenderal Partai Kataeb Kristen Lebanon atau Phalange, Nizar Najarian telah tewas dalam ledakan dahsyat ini.
Menurut para pejabat dan otoritas Palang Merah, ledakan terjadi dua kali. Gedung-gedung di seluruh kota hancur dan puing-puingnya berserakan di jalan-jalan.