Topan Dahsyat Hantam Vietnam, 2 Tewas dan 26 Hilang
HANOI – Topan Molave menghantam Vietnam dengan kekuatan menghancurkan pada Rabu (28/10/2020), menewaskan sedikitnya dua orang dan menenggelamkan dua kapal penangkap ikan dengan 26 awak kapal. Topan ini dikhawatirkan menjadi badai paling kuat yang melanda negara itu dalam 20 tahun.
Angin berkecepatan 150 kilometer per jam menewaskan seorang pria dengan menjatuhkannya dari atapnya saat dia mencoba memperkuatnya di provinsi Quang Ngai. Seorang pria lain tewas oleh pohon tumbang di provinsi pesisir, lapor Kantor Berita Vietnam.
Angkatan laut Vietnam mengerahkan dua kapal penyelamat untuk mencari 26 nelayan di lepas pantai provinsi Binh Dinh, menurut jaringan televisi VTV yang dikelola pemerintah. Belum diketahui apakah ada yang diselamatkan di perairan yang dilanda badai itu.
Setidaknya lima bandara ditutup saat topan mendekati, dengan lebih dari 200 penerbangan dibatalkan. Layanan kereta api juga ditangguhkan dan akan dilanjutkan ketika cuaca membaik, jaringan VTV melaporkan
Rekaman TV menunjukkan angin ganas yang mengguncang atap dan menumbangkan pohon di Quang Ngai. Di provinsi pesisir Phu Yen yang berdekatan, jalan-jalan utama dikotori oleh tiang listrik yang tumbang, pohon dan papan reklame, serta angin menghancurkan atap dari banyak rumah dan merusak tambak ikan.
Sedikitnya 40.000 orang dievakuasi ke tempat penampungan darurat yang jauh di pedalaman dari desa-desa pesisir.
VTV menunjukkan penduduk desa yang terlantar berkumpul di ruang kelas yang diubah menjadi pusat evakuasi, tempat mereka bermalam.
Otoritas provinsi menutup kantor, pabrik, dan sekolah serta meminta orang-orang untuk tetap berada di dalam rumah guna mencegah terjadinya korban. Vietnam masih belum pulih dari banjir parah dan tanah longsor yang menewaskan 136 orang dan menyebabkan puluhan orang hilang di tiga provins
Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah mengatakan lebih dari 310.000 rumah rusak atau hancur dalam banjir baru-baru ini, menyebabkan lebih dari satu juta orang dalam bahaya parah dan membutuhkan tempat tinggal, makanan, sanitasi, serta air minum yang aman bahkan sebelum topan melanda Vietnam.
“Orang-orang Vietnam tangguh, namun ini adalah salah satu kerusakan terparah yang pernah terlihat di banyak daerah. Badai dan banjir yang tak henti-hentinya memakan korban jiwa yang menghancurkan,” kata presiden Palang Merah Vietnam Nguyen Thi Xuan Thu dalam sebuah pernyataan.
“Semua kerja keras kami dalam menahan dampak sosial dan ekonomi akibat Covid-19 telah digagalkan oleh badai besar yang melanda kami satu demi satu,” imbuhnya seperti dilansir dari AP.
Sebelumnya topan itu menewaskan sedikitnya sembilan orang di Filipina sebelum bertiup ke arah Vietnam. Sebagian besar dari ribuan orang yang berlindung selama badai telah kembali ke rumah, meninggalkan mereka yang rumahnya hancur tetap tinggal di kamp-kamp evakuasi.