WASHINGTON – Seorang petugas medis Angkatan Laut
Amerika Serikat (AS) menembak dan melukai dua orang pelaut di sebuah taman di Frederick, Maryland. Tersangka, yang diketahui bernama Fantahun Girma Woldesenbet (38), kemudian ditembak mati di pangkalan Angkatan Darat AS Fort Detrick.
Kepala Polisi Jason Lando mengatakan tersangka melepaskan tembakan di Riverside Tech Park, menyebabkan para pekerja melarikan diri. Usai penembakan, tersangka berkendara sekitar 10 menit ke Fort Detrick, di mana dia dibunuh oleh personel militer. Angkatan Darat AS mengatakan tersangka “dinetralkan” dalam beberapa menit.
“Masyarakat tidak lagi berisiko,” kata Lando. “Tidak ada alasan lain untuk khawatir bagi masyarakat Frederick,” imbuhnya seperti dikutip dari CBS News, Rabu (7/4/2021).
Sementara itu Angkatan Laut AS men-tweet bahwa penembaknya adalah tenaga medis rumah sakit Angkatan Laut, dan pejabat Fort Detrick mengatakan kepada CNN bahwa dia telah ditempatkan di instalasi itu.
Mereka mengidentifikasinya sebagai Fantahun Girma Woldesenbet, yang pangkatnya adalah E-4.
“Kami masih menyelidiki motifnya, menyelidiki keadaan sebenarnya,” Brigadir Jenderal Angkatan Darat Michael J. Talley kepada wartawan pada konferensi pers sore.
Talley mengatakan pria bersenjata itu dihentikan di gerbang pos, tetapi sebelum kendaraannya digeledah, pelaku telah tancap gas.
“Dia dihentikan sekitar 1/2 mil ke instalasi, di mana dia keluar dari mobil, mengacungkan senjata dan ditembak oleh polisi,” ujar Talley kepada wartawan.
Polisi menerima panggilan untuk penembak aktif sekitar pukul 8:15 Selasa pagi. Saat petugas tiba di lokasi kejadian, mereka menemukan dua pria dewasa telah ditembak dan dalam kondisi kritis. Para korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan. Satu telah dibebaskan, dan yang lainnya masih dalam kondisi kritis.
FBI, ATF Baltimore dan Polisi Negara Bagian Maryland sedang menyelidiki. Motif penembakan itu hingga saat ini belum jelas.
Fort Detrick dijadwalkan untuk mengadakan latihan penembak aktif dalam beberapa hari mendatang sebagai tanggapan atas situasi penembak aktif.
“Itu terlalu sering terjadi. Setiap kali kami menyalakan TV, kami melihat sesuatu seperti ini terjadi, dan sekarang terjadi di halaman belakang kami,” kata Lando kepada wartawan. “Tidak ada yang mau melihat hal seperti ini,” imbuhnya.