Suriah Sebut Sistem Rudal S-300 Rusia Tak Efektif Melawan Rudal Israel
DAMASKUS – Militer Suriah telah mengkritik sistem pertahanan rudal S-300 Rusia yang sebagian besar tidak efektif melawan serangan rudal jelajah Israel.
Seorang sumber militer Suriah mengatakan kepada media Rusia, Avia.pro, yang dilansir Sabtu (2/5/2020), bahwa radar yang digunakan pada sistem S-300 dan Pantsir-S telah terbukti tidak mampu mendeteksi misil Zionis. Selain itu, misil dari kedua sistem itu juga tak efektif memukul rudal jelajah musuh dalam berbagai kesempatan.
Sistem pertahanan udara Rusia lainnya yang dimasukkan ke dalam infrastruktur militer Suriah dikatakan lebih “terbelakang” antara lain sistem pertahanan udara S-125, Osa dan Igra.
Ini bukan spekulasi pertama tentang keefektifan sistem-sistem pertahanan udara tersebut, karena senjata-senjata pertahanan itu berasal dari era Soviet dan dipasok ke sekutu Ba’ath Suriah dari Uni Soviet dari 1960-an hingga 1980-an. Sistem-sistem itu tidak bisa dibandingkan dengan sistem yang lebih baru yang diproduksi Rusia, seperti S-400.
Radar yang berfungsi dilaporkan diproduksi dan dikirim oleh China dalam beberapa tahun terakhir, seperti sistem jarak jauh JY-27 dan JYL-1 serta radar LLQ120 yang mendeteksi target pada ketinggian rendah. Radar-radar itu, kata sumber militer Suriah, bekerja dengan sukses dalam mendeteksi rudal Israel dan membantu keberhasilan beberapa rudal yang ditembakkan sistem pertahanan udara Rusia.
Solusi potensial, menurut Avia.pro, adalah Suriah mengimpor lebih banyak radar China untuk bekerja bersama dengan sistem pertahanan Rusia.
Sepanjang perang saudara Suriah yang sedang berlangsung, Israel telah secara teratur melakukan serangan udara untuk menghancurkan situs-situs militer, pangkalan-pangkalan dan fasilitas-fasilitas milik Iran dan proksi-prokinya, yang telah mendukung rezim Presiden Bashar Al-Assad.
Israel ingin mencegah terciptanya koridor darat dari Irak melalui Suriah hingga Lebanon, di mana Iran akan mengangkut senjata, peralatan, dan petempur.
Serangan terbaru ini terjadi Kamis malam atau Jumat dini hari, ketika helikopter-helikopter Israel menembakkan rudal di berbagai lokasi di Suriah selatan, yang menyebabkan kerusakan terbatas.
Insiden lain terjadi pada Jumat ledakan terjadi di situs militer di kota barat Homs. Suriah membantah bahwa itu akibat serangan Israel, namun itu disebabkan oleh faktor “kesalahan manusia”.
Militer Rusia maupun rezim Assad belum berkomentar atas laporan lemahnya sistem pertahanan S-300 Moskow di Suriah.