Sri Lanka Bangkrut, Presiden Rajapaksa Minta Tolong Putin Kirim BBM ke Negaranya
Jakarta – Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa mendesak pemimpin Rusia Vladimir Putin untuk mengirimkan pasokan bahan bakar minyak ke negaranya yang sedang dilanda krisis ekonomi terburuk dalam tujuh dekade. “Memiliki telecon yang sangat produktif dengan Presiden #Rusia, Vladimir Putin,” kata Presiden Gotabaya Rajapaksa dalam sebuah tweet. Ia menambahkan telah meminta dukungan dari Rusia untuk mengimpor bahan bakar.
Dengan stok bensin dan solar yang hampir habis, Sri Lanka telah memperpanjang penutupan sekolah dan meminta pegawai negeri untuk bekerja dari rumah. Sri Lanka telah membeli minyak dari Rusia untuk mengatasi krisis dan berencana untuk menambah pembelian.
“Kami dengan suara bulat sepakat bahwa memperkuat hubungan bilateral di sektor-sektor seperti pariwisata, perdagangan dan budaya adalah yang terpenting dalam memperkuat persahabatan yang dimiliki kedua negara,” kata Rajapaksa.
Sri Lanka juga akan mengadakan road show di lima kota di India untuk menarik lebih banyak turis asing berkunjung. Kedatangan turis India diharapkan dapat membawa lebih banyak mata uang asing.
Terkenal dengan perbukitannya, pantai Sri Lanka masih asli dan kota-kota tepi lautnya yang indah. Jumlah turis India ke Sri Lanka pernah mencapai 61.951 orang, terbesar dibandingkan dari banyak negara lainnya. “Sri Lanka harus memiliki pendapatan pariwisata jika ingin keluar dari krisis ini. Itu penting,” kata Menteri Pariwisata Harin Fernando kepada wartawan.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe sebelumnnya menyatakan bahwa Sri Lanka bangkrut. Kepada anggota parlemen, Wickremesinghe mengatakan bahwa negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menghidupkan kembali ekonomi negara itu kian sulit. Sebabnya negara Asia Selatan berpenduduk 22 juta itu telah memasuki pembicaraan sebagai negara bangkrut, bukan negara berkembang.
“Kami sekarang bernegosiasi sebagai negara bangkrut. Oleh karena itu, kami harus menghadapi situasi yang lebih sulit dan rumit dari negosiasi sebelumnya,” kata Wickremesinghe di parlemen, Selasa, 6 Juli 2022.
“Karena negara kita dalam keadaan bangkrut, harus mengajukan rencana keberlanjutan utang kita ke (IMF) secara terpisah,” ujarnya. “Saat IMF puas dengan rencana itu, kami dapat mencapai kesepakatan di tingkat staf. Ini bukan proses yang mudah.”
Sri Lanka yang bangkrut berada di tengah-tengah krisis keuangan terburuk dalam tujuh dekade. Cadangan devisa anjlok ke rekor terendah, dengan dolar hampir habis untuk membayar impor sejumlah komoditas penting termasuk makanan, obat-obatan dan bahan bakar.