Semakin Banyak Negara Batasi Turis China, Angka Kematian Diperkirakan Tembus 1 Juta
Semakin Banyak Negara Batasi Turis China, Angka Kematian Diperkirakan Tembus 1 Juta
TEMPO.CO, Jakarta – Semakin banyak negara menuntut agar pendatang dari China melakukan tes Covid19, setelah negeri ini mencabut pembatasan yang menyebabkan kasus harian terpapar virus corona sangat tinggi.
Mulai Minggu, 8 Januari 2022, China akan mengakhiri persyaratan karantina bagi pelancong yang datang, pembongkaran terbaru dari rezim “nol-Covid” yang dimulai bulan lalu menyusul protes bersejarah terhadap serangkaian penguncian massal.
Tetapi perubahan mendadak telah membuat banyak dari 1,4 miliar penduduk China terkena virus untuk pertama kalinya, memicu gelombang infeksi yang membanjiri beberapa rumah sakit, mengosongkan rak obat farmasi dan menyebabkan kekhawatiran internasional.
Yunani, Jerman, dan Swedia pada hari Kamis, 5 Januari 2023, bergabung dengan lebih dari selusin negara untuk menuntut tes Covid dari para pelancong China, karena Organisasi Kesehatan Dunia WHO mengatakan data virus resmi China tidak melaporkan wabah terkininya.
Pejabat China dan media pemerintah mengeluarkan nada menantang, membela penanganan wabah, mengecilkan keparahan lonjakan dan mengecam persyaratan perjalanan ke luar negeri bagi penduduknya.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Mao Ning, memperingatkan tentang kemungkinan tindakan balasan setelah Uni Eropa merekomendasikan pengujian pra-keberangkatan untuk penumpang China.
“Uni Eropa harus lebih banyak mendengarkan … suara-suara rasional dan memperlakukan pencegahan dan pengendalian epidemi China secara objektif dan adil,” kata Mao dalam jumpa pers reguler di Beijing, Jumat, 6 Januari 2023.
The Global Times, tabloid yang diterbitkan media resmi Partai Komunis China People’s Daily, mengatakan dalam sebuah editorial bahwa beberapa media dan politisi Barat “tidak akan pernah puas” atas langkah apa pun yang diambil China.
Industri penerbangan global, yang terpukul oleh pembatasan pandemi selama bertahun-tahun, juga mengkritik keputusan untuk memberlakukan pengujian pada pelancong dari China. China masih akan mewajibkan pengujian pra-keberangkatan untuk wisatawan yang datang setelah 8 Januari.
Pencabutan pembatasan terburu-buru
Beberapa warga China menganggap pembukaan kembali terlalu terburu-buru.
“Mereka seharusnya mengambil serangkaian tindakan sebelum membuka … dan paling tidak memastikan bahwa apotek memiliki persediaan yang baik,” kata seorang pria berusia 70 tahun yang menggunakan nama belakang Zhao kepada Reuters di Shanghai.
China melaporkan lima kematian baru akibat Covid di daratan pada Kamis, menjadikan jumlah kematian resmi akibat virus menjadi 5.264, salah satu yang terendah di dunia.
Tapi itu tampaknya bertentangan dengan kenyataan di lapangan di mana rumah duka kewalahan dan rumah sakit penuh sesak dengan pasien lanjut usia yang menggunakan respirator. Di Shanghai, lebih dari 200 sopir taksi mengemudikan ambulans untuk memenuhi permintaan layanan darurat, lapor Shanghai Morning Post.
Pakar kesehatan internasional percaya bahwa definisi sempit kematian akibat Covid di Beijing tidak mencerminkan jumlah sebenarnya yang dapat meningkat menjadi lebih dari satu juta kematian tahun ini.
Investor optimis bahwa pembukaan kembali China pada akhirnya dapat menghidupkan kembali ekonomi $17 triliun yang mengalami pertumbuhan terendah dalam hampir setengah abad. Harapan itu, di samping langkah-langkah kebijakan untuk membantu menghidupkan kembali sektor properti yang bermasalah, mengangkat yuan China pada hari Jumat.