Sayap Kanan Prancis Tuntut Bendera Uni Eropa Dicopot dari Arc de Triomphe
Jakarta – Pemimpin sayap kanan Prancis Marine Le Pen pada Sabtu memprotes pemasangan bendera Uni Eropa di Arc de Triomphe Paris untuk menandai enam bulan kepresidenan Prancis di UE.
Le Pen, yang menurut jajak pendapat digadang sebagai saingan utama Presiden Emmanuel Macron untuk pemilihan presiden musim semi, bergabung dengan politisi sayap kanan lainnya untuk memprotes bendera Uni Eropa yang berkibar di ikon Paris.
“Menghiasi Arc de Triomphe dengan satu-satunya warna Uni Eropa, tanpa kehadiran bendera nasional, adalah serangan nyata terhadap identitas bangsa kita, karena monumen ini menghormati kemenangan militer kita dan menjadi tempat Makam Prajurit Tak Dikenal,” kata Marine Le Pen, dikutip dari Reuters, 2 Januari 2022.
Marine Le Pen mengatakan dia akan mengajukan banding ke Dewan Negara, yang bertindak sebagai penasihat hukum eksekutif, untuk mencopot bendera Uni Eropa.
Tidak ada komentar langsung dari Macron yang pro Uni Eropa dan dituduh Le Pen memberikan perintah langsung untuk memasang bendera itu.
Namun Menteri Muda Urusan Eropa Clement Beaune mengatakan pemasangan itu hanya sementara. “Bendera Prancis belum diganti. Kampanye pemilu bukan jalan bebas untuk kebohongan dan kontroversi kecil,” cuitnya.
Macron, yang belum mengatakan apakah dia akan mencalonkan diri untuk pemilu April, mengalahkan Le Pen pada putaran kedua 2017 dengan 66%-34%. Semua jajak pendapat menunjukkan dia masih menjadi kandidat favorit untuk memenangkan masa jabatan Presiden Prancis lima tahun lagi.